Dimanapun berada luangkan waktu sejenak
untuk membaca.Membaca apa saja yang ada di dekatmu. Membiasakan membawa buku
kapan dan dimana pun, tak akan menjadi beban. Malahan dari aktivitas ini beribu
manfaat dapat kita raih.Ketika nunggu jadwal kereta berangkat, menunggu teman datang
kala janjian, maka aktivitas membaca ini bias mengobati rasa jenuh dalam
penantian.
Bagi yang sudah dawam membaca Alquran,
alangkah baiknya dilanjutkan dengan terjemahannya. Ada FEEL yang lain, ketika
rangkaian ayat-ayat cinta sang Khaliq dicerna melalui tafsirnya. Membaca
al-quran merupakan ibadah, huruf demi huruf akan diganjar Allah dengan pahala
yang berlimpah. Tak terbayang kalau dilanjutkan dengan memahami isi
kandungannya, tentu ganjaran yang didapat lebih berlimpah.Tak jarang para penulis mendapatkan ide segar
setelah membaca kalimat demi kalimat dari terjemahan kitab suci ini.
Yang belum terbiasa, bisa jadi kegiatan
membaca merupakan sesuatu yang membosankan. Tentu berbeda,
kala berselancar di dunia medsos yang padahal cukup membuat kehilangan waktu.
Tipuan jejaring sosial begitu menggoda, alih-alih hanya googling untuk mencari
refernsi, akhirnya sedikit terbujuk rayu oleh sosialita. Scrolling sana-sini, coment
yang ga jelas, sehingga waktu yang harus dimanfaatkan
terbuang percuma.
Membaca bila dilakukan kontinyu, maka
akan terasa mengasyikkan. Tipe orang dalam melakukan kegiatan ini sungguh
berbeda-beda. Ada yang langsung mencari bab yang lebih menarik bagi dirinya,
ada juga yang runut tiap bab harus dibaca.Saya termasuk orang kalau membaca
tuh, harus full satu buku. Termasuk kata pengantar, apresiasi para tokoh,
sekapur sirih dari penulis, prolog berikut epilognya. Pokoknya semua harus
terbaca. Ga puas aja sih, ibarat main puzel terasa ga lengkap kalau dilewat
begitu saja.
Kaya hari libur kemarin yang cukup panjang
karena jum’at tanggal merah,maka cukup senggang waktu
untuk berlibur menjadi tiga hari. Enaknya sih jalan-jalan bareng keluarga,
namun kondisi yang mendukung karena tanggal tua jadi ngabisin waktu liburnya di
rumah aja hehhe. Nah, karena banyak waktu ini, saya pilah buku yang belum usai
dibaca. Pilihanpun jatuh ke buku best seller yang
ditulis Oki Setiana Dewi "Sebentang Kearifan Dari Barat".
Luar biasa, begitu masuk halaman
apresiasi banyak banget yang ngasih testimoni. 15 orang besar di negeri ini
terpampang di buku tersebut. Sejenak otak berceloteh kalau buku saya harus
lebih dari ini. Aamiin
Dalam buku SKDB ini, ada testimoni Prof
Din Syamsudin, Asma Nadia, Dewi Sandra, Yusuf Mansyur, Anies Baswedan, Ustadz
Abdul Somad, Felix Siauw, Bakat Setiaji Odoj dan masih banyak lagi. Mereka
memberi kesaksian kalau buku tersebut recomended. Pasti bikin penasaran kan,
kalau baca buku kaya gini.
Alhamdulillah target membaca buku setebal 272 halaman ini, bias selesai juga. Cukup
lama sih buku setebal itu harus selesai dalam jangka waktu tiga hari. Maklum
dah, membacanaya sampil ditemani kurcaci-kurcaci rumah yang bikin
heboh. Bapaknya baca tengkurap, mereka sudah main kuda-kudaan di atas punggung.
Ganti posisi lonjoran, paha dan perut jadi sasaran tinju-tinjuan. Maklum kalau
hari biasa, sangat sedikit waktu bareng sama mereka.
Membaca agar cepat kelar itu, sebenarnya
mudah loh asal tahu triknya. Jujur saja sampai hari ini saya penasaran banget soal teknik baca cepat. Iklan di FB yang wara-wiri
tentang membaca cepat ini, sangat berharap diadakan di kota tempat tinggal saya
yakni Cirebon. Mudah-mudahan mas Agus Setiawan pakar membaca cepat ini dapat
membaca tulisan saya ini.
Untuk saat ini, saya mau berbagi Tips
bagaimana agar
membaca buku cepat kelar.
Pertama sekali camkan dalam hati, bahwa
kita akan membaca hingga tuntas.
Bikin target aja tergantung kemampuan.
Apakah mau sehari, seminggu atau sebulan jika memang bukunya tebal kaya
"Sirah Nabawi". Begitu pegang buku, totalitas aja bahwa kita lagi
baca buku. Totalitas yang dimaksud, maksudnya mata, hati, perasaan, suasana, tangan
dan segenap indra benar-benar mau baca.
Walaupun cuma 10 atau 15 menit, ketika
nunggu abang Grab Food misalnya, kalau kita total niat baca bisa tuntas loh
satu bab.
Untuk tips lainnya, nanti deh saya bikin
tulisan khusus. Soal kegemaran membaca, saya teringat pengusaha asal Bandung
Abu Syauqi. Beliau setiap harinya sengaja menyengajakan diri khusus membaca
buku. Jadwalnya dari jam 5 sampai jam 6 pagi. Buku apa aja beliau baca,
sehingga menjadi rutinitas. Begitupun Dewa Eka Prayoga, beberapa hari lalu di
status fb-nya sampai menghabiskan dua buah buku dalam perjalanan kereta Bandung
- Cirebon.
Rata-rata orang Indonesia indeks gemar
baca bukunya masih terendah di banding Negara Asean lainnya. Tingkat Literasi
masyarakat kita, menurut Study Central Connecticut State University yang
berbasis di Amerika Serikat, kesukaan baca masyarakat Indonesia menduduki
peringkat 60 dari 61 negara (www.thejakartapost.com 26 Agustus 2016).
Agar generasi penerus kita gemar
membaca, langkah pertama yang kita ambil adalah kita dulu sebagai orang tua
membiasakan diri membaca. Agar nambah wawasan, nambah pengetahuan dan menjadi
orang tua yang pinter, jadi ga bingung bila anak bertanya. Membaca juga bisa
mengubah masa depan dan menambah kecerdasan akal pikiran.
#IndonesiaMenulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar