Menjelang
Ramadhan kali ini, momennya menarik karena bertepatan dengan liburan sekolah.
Dan di akhir tahun pelajaran seperti ini ada acara yang sangat khas yaitu
“SAMEN”. Asalnya saya berpikir bahwa semua sekolah yang ada di Indonesia akan
melakukan hal seperti ini. Tapi ternyata acara samen ini sepertiya Cuma berlaku
di tempat kelahiran saya di Sukabumi. Dan sebagian pelosok propfnsi Banten yang
berbatasan dengan Sukabumi seperti kabupaten Lebak.
Samen itu
sendiri secara bahasa berasal dari
bahasa Belanda yang berarti bersama. Maklum sebagai negeri bekas jajahan
Belanda sudah tentu banyak kata yang serapan dari bahasa Kompeni ini.
Samen adalah
semacam acara seremonial, pesta akhir tahun pelajaran, pembagian Raport
pendidikan atau acara kenaikan kelas sekaligus perpisahan kelas 6. Kurang lebih
seperti itulah kalau saya definisikan. Dan biasanya hanya berlaku untuk usia
Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah saja. hemmm..... luar biasa memang
tradisi ini, selalu meriah bagaikan pesta rakyat yang dinanti-nantikan. Dari
setiap kelas selalu ada perwakilan kebolehannya, ada yang menari, menyanyi,
drama, melawak atau pentas alat musik. Kalau sekolah punya biaya lebih biasanya
akan menyewa marcing band lalu arak-arakan di jalanan. Bikin macet jalan ? oh,
tentu apalagi zaman sekarang dimana kendaraan begitu banyak. Biaya untuk
membuat acara meriah dan menarik ini, pihak sekolah cukup meminta biaya
patungan dari orang tua murid. Bahkan tanpa diminta sekolahpun, banyak orangtua
yang sudah menyiapkan uang lebih untuk acara seperti ini. Kapan lagi pikirnya
ada hiburan murah meriah setahun sekali ini.
gambar dari Google |
Bagi
sebagian orangtua barangkali cukup mumet dengan tradisi yang tak terbendung
ini. Karena akan menjadi biaya belanja di luar kebutuhan primer. Sementara bagi sang anak sendiri, acara
seperti ini akan menjadi dulang uang karena biasanya, dia akan mendapatkan uang
lebih dari saudara dan tetangga, wah...... saat menulis kalimat ini, saya jadi
senyum-senyum sendiri deh karena teringat masa kecil saat tinggal di sebuah
desa di Sukabumi. Hal yang sangat menyenangkan buat anak-anak karena uang
“pangnyecep” bisa banyak dan bisa dibeliin mainan yang selama ini
diidam-idamkan. Atau mau jajan makanan yang berlebih juga bisa, karena berbagai
jajanan makanan tersedia. Dan yang
paling saya ingat adalah mendekati tukang photo keliling untuk mengabadikan
momen yang bersejarah ini. Setelah itu photo dipajang di rumah dijejerkan
dengan photo samen tahun lalu.
Acara utama
samenan ini sebetulnya pembagian raport pendidikan selama setahun. Saat yang
menegangkan bagi semua murid. Apakah dirinya naik atau tinggal kelas, kalaupun
naik rangking berapa tahun ini. Dan
sebagai peringkat 1 sampai 3 biasanya si anak maju ke panggung untuk menerima
hadiah.
Banyak
hikmah yang diambil dari samenan ini karena dengan berkumpulnya masyarakat yang
terkonsentrasi di sekolah akan menambah tali silaturahim di antara mereka.
Bahkan orangtua yang jarang bertemu dengan guru anaknya, disaat seperti itu bisa
bertemu. Apalagi saat ini dimana sebentar lagi umat muslim akan melaksanakan
ibadah shaum Ramadhan, momen Samenan bisa dijadikan sarana maaf-maafan yang
sangat dianjurkan menjelang puasa.
SELAMAT
SAMENAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar