Memetik hasil tanaman, padahal tak sempat menanamnya. |
Pohon
rambutan ini baru musim sekarang berbuah. Sementara penanam yakni bapak mertua
tak sempat mencicipi, karena tahun lalu telah meninggalkan kami selama-lamanya.
Hal ini menjadikan kami anak-anaknya, dimulai saat memetik dari pohon, mengupas
dan memakannya, selalu teringat akan kebaikan bapak.
.
Ternyata
hobi menanamnya ini sangat sering dilakukan. Selain pohon rambutan yang baru
perdana panen, masih banyak pepohonan di sekitar rumah dan ladang hasil tangan
dinginnya. Beberapa bulan lalu ketika musim mangga, kamipun mencicipi
manisnya buah mangga Dermayu hasil yang ditanam bapak. Luar
biasa memang, kakek dari 7 cucu ini sepertinya mengamalkan titah Nabi dalam
haditsnya,
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا إِلَّا كَانَ مَا أُكِلَ مِنْهُ لَهُ
صَدَقَةً وَمَا سُرِقَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةٌ وَمَا أَكَلَ السَّبُعُ مِنْهُ فَهُوَ
لَهُ صَدَقَةٌ وَمَا أَكَلَتْ الطَّيْرُ فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ وَلَا يَرْزَؤُهُ
أَحَدٌ إِلَّا كَانَ لَهُ صَدَقَةٌ
“Tak satupun
seorang muslim yang menanam pohon, kecuali sesuatu yang dimakan dari tanaman
itu akan menjadi pahala sedekah baginya, dan yang dicuri orang lain akan
bernilai sedekah. Apa saja yang dimakan oleh binatang buas darinya, maka
sesuatu (yang dimakan) itu akan menjadi sedekah baginya. Apapun yang dimakan
oleh burung darinya, maka hal itu akan menjadi sedekah baginya. Tak ada
seorangpun yang menguranginya, kecuali itu akan menjadi sedekah baginya.” (HR. Muslim)
Atas
dasar kejadian inipun, akhirnya terbersit dalam hati saya untuk berbagi
info seputar menanam. Aktivitas menanam yang dicanangkan pemerintah
beberapa tahun terakhir ini, ternyata telah digalakan Rasul dengan banyak
hadist seputar menanam ini. Bahkan di hadist lain dikatakan, walaupun besok
akan kiamat dan di tangan seseorang ada biji kurma, maka tanamlah biji kurma
itu.
Subhanallah andaikan
seluruh manusia mengamalkan apa yang diserukan Nabi, sudah pasti akan
terjadi keseimbangan di maya pada ini. Musibah banjir tentunya tak akan jadi
musiman di kota-kota besar, karena tanahnya akan berbagi dengan akar tanaman
yang menyerap debit air hujan. Belum lagi udara yang sejuk sehingga terhindar
dari polusi. Saya saat ini tinggal di Jalan Cipedes, bilangan Sukajadi kota
Bandung. Seperti pemukiman penduduk di kota besar lainnya, sangat susah untuk
mendapatkan udara segar. Padahal ibu kota priangan ini dulu dikenal kota
kembang nan sejuk. Sebuah barang langka untuk menemukan rumah dengan pekarangan
yang rimbun dengan pepohononan.
Namun ada seorang tetangga yang sampai saat ini masih memiliki ruang terbuka dengan beberapa pohon besar. Tanahnya di pinggir jalan, yang pastinya memiliki daya jual lumayan tinggi, berada di kisaran 15 hingga 25 juta per meternya. Kalau dibikin kos-kosan pastinya akan menghasilkan pundi-pundi jutaan tiap bulannya. Dan konon banyak para investor yang mendatangi untuk membeli tanah tersebut. Tapi bu hajjah si empunya tak mau menjualnya. Alasannya karena menyukai suasana seperti ini, dan bisa merasakan sensasi panen ketika tanamannya berbuah. Belum lagi warung hidup dengan aneka tanaman bumbu dapur seperti cabai, bawang, tomat, seledri dan lainnya bisa langsung dipetik mana kala dibutuhkan.
Bagi bu hajjah Dian mungkin hal ini, serasa menyenangkan dirinya. Padahal
secara tidak disadari, dia telah menyumbang kesejukkan ke sekitar rumahnya.
Kalau lobang Bio pori yang digencarkan walikota saat ini, untuk
pencegahan bencana banjir, ternyata ibu yang satu ini telah menyumbangkan
banyak bio pori buat warga. Air hujan dari genting rumahnya tak serta merta
terbuang begitu saja. Tapi akan mengalir ke pepohonan sekitar rumahnya.
Sehingga di kala musim kemarau, persediaan air yang ada, tentunya cukup
menolong untuk beberapa bulan selanjutnya. Belum lagi fungsi tanaman yang ada,
akan menyerap karbon dioksida yang ada di sekitarnya. Apa lagi kalau kita
pandai berestetika, pepohonan yang ditanam kita suguhkan dengan tatanan
yang lebih cantik sehingga membuat orang nikmat melihatnya. Sungguh ini
pahala tak berujung, sepanjang ini menyimpan manfaat.
Dalam hadits
lain yang sangat familiar kita dengar, tersirat bahwa ada tiga
amalan yang terus mengalir walaupun orangnya telah tiada. Yakni ilmu yang
bermanfaat, doa anak shaleh dan amal jariah. Diatas telah kita baca, bahwa
menanam pohon itu ternyata memiliki pahala amal jariah. Oleh karena
itu,maka menanam pohon termasuk sebuah amalan yang pahalanya terus
menerus walaupun sang penanam telah meninggal dunia. Seperti dari awal saya
ceritakan, walaupun bapak mertua yang menanam rambutan telah tiada, ternyata
hasilnya yang kami makan menjadi pahala baginya. Bahkan kalau buah rambutan itu
dimakan binatang atau dicuri, ternyata pahalanya tak berubah alias amal
jariahnya terus akan datang.
Berikut ini saya sampaikan
manfaat menanam yang dapat kita rasakan:
- Mengurangi Pencemaran dan
Pemanasan Global
Pencemaran yang terjadi sekarang ini, sebenarnya itu akibat yang dilakukan
oleh tangan-tangan manusia. Suburnya menghilangkan tanah menjadi lahan
pemukiman, tapi tak disertai dengan kesadaran lingkungan merupakan cikal bakal
pencemaran. Karbon dioksida yang hanya bisa diserap oleh tanaman, akhirnya
mencemari manusia dan lingkungan akibat berkurangnya pepohonan. Karena
sejatinya, pohon-pohon itu akan menghasilkan oksigen alamiah yang sangat
dibutuhkan oleh makhluk hidup. Konon kalau sebuah pohon itu bisa menghasilkan
oksigen 1,2kg/hari, sedangkan manusia bisa menghabiskan oksigen 0,5kg.hari. Dan
pohon pula yang bisa menyerap karbon dioksida dan menurunkan suhu panas.
- Pencegah Banjir
Titik-titik air yang turun dari langit adalah anugerah yang Allah berikan
kepada manusia khususnya, dan seantero penghuni bumi pada umumnya. Akan
tetapi hujan yang turun dari langit ini, akan berubah menjadi bencana
ketika air tersebut berlebihan, karena tanah yang kita pijak tak mampu untuk
menampungnya. Nah, kehadiran pepohonanlah dimana akarnya yang berfungsi menjadi
tandon air hujan. Sehingga mampu mengatasi banjir yang menjadi momok terutama
di kota besar.
- Meningkatkan Indeks Kebahagiaan
Efek yang terpantul dari hijau dedaunan, akan menimbulkan sebuah
ketenangan. Maka tak heran kalau kehadiran taman-taman kota, selalu
menghadirkan aneka tanaman. Dengan hadirnya ketenangan ini, maka sejenak dapat
menghilangkan stress atau kesedihan. Itulah sebabnya kalau menanam dapat
meningkatkan indeks kebahagiaan. Bahkan aktivitas menanampun bagi saya
merupakan sesuatu banget untuk menghilangkan kepenatan. Walaupun area untuk
media tanam sangat minim, tapi kegiatan ini sangat menyenangkan. Sehingga bisa
diarahkan ke anak-anak sebagai alat edukasi akan pentingnya menanam.
- Mengurangi Beban PLN
Barangkali manfaat ini sepertinya tak disadari. Padahal kerasa banget,
kalau akibat dari kegiatan ini bisa menurunkan budgeting belanja keluarga.
Prakteknya begini, akibat suhu panas biasanya orang akan memasang AC pendingin
atau kipas angin karena kegerahan. Akan tetapi dengan suasana rindang, angin
sepoy-sepoy yang menyentuh dedaunan maka akan melahirkan suasana yang
mengasyikkan tak kepanasan. Makanya orang yang bergelut di bisnis property, dia
akan menaikkan harga sebuah rumah jika di halamannya ada pepohonan.
- Ladang Pahala Yang Tak Bertepi
Seperti telah diulas diatas, bahwa amal jariah merupakan sebuah amalan yang
pahalanya terus mengalir walaupun kita telah tiada. Dan alim ulama menyebutkan
kalau amal jariah itu banyak cabangnya. Bisa membuatkan jamban umum, membuat
jalan, membangun sarana ibadah dan salah satunya adalah menanam pohon.
Bagi sahabat pembaca,
sampai kapan kita menunda-nunda untuk tidak menanam. Mungkin halaman kita
kecil, bolehlah kita akali dengan cara hydroponik, menanam di dalam pot atau
memanfaatkan latar atas rumah. Bagi yang punya rezeki berlebih, kita dapat
membeli tanah yang di pelosok tentu dengan harga tak semahal di kota besar.
Menanamlah pohon apa saja, yang jelas memiliki manfaat yang tiada tara. Tak apa
kalau kita tak sampai memanennya, tapi anak cucu kita akan terus mendapatkan
hasilnya. Mereka yang akan memakan apa yang kita makan, tapi pahala amal jariah
tetap kita dapatkan.
Sudah bagus,kang. Hanya perlu di perhatikan tanda baca dan beberapa typo. Semangat menulis☺
BalasHapusSudah bagus,kang. Hanya perlu di perhatikan tanda baca dan beberapa typo. Semangat menulis☺
BalasHapus