YUK TARAWIH BIAR TAMBAH DISAYANG ALLAH
Apa yang ada dibenak anda ketika
mendengar kata "Tarawih" ? Pasti sederetan kalimat ini ada yang cocok
dengan isi kepala anda.
"Tarawih adalah sholat dengan pola gerak cepat".
(Hehehe... Ini versi penulis)
"Tarawih adalah yang secara teknis jumlah rakaatnya
selalu berbeda-beda, ada yang 11 dan ada yang 23" (betul kan?)
"Tarawih itu dilaksanakan ba'da isya". (Ini pasti
banyak yang sepakat)
Pokoknya pasti banyak deh, yang berseliweran di kepala kala
ingat kata "Tarawih". Yang pasti shalat sunah ini hanya ada di bulan
Ramadhan.
Di masjid Nurul Anwar di bilangan
kecamatan Sukajadi, kota Bandung, tepatnya di RT 01 RW 03 kelurahan
Sukagalih. Untuk malam ke-5 ternyata
sudah mulai mengalami penumbangan personil, satu per satu ada tempat yang
kemarin ada, malam ini menghilangkan jejak. Bagi kaum hawa tentunya wajar saja
karena ada siklus yang tak terbendung sehingga ada halangan.
Dan ternyata, lucu juga ya kalau
merhatiin yang tarawih, selalu saja ada yang bisa bikin berita. Contohnya
puteri saya, habis tajil, dia langsung ke Mesjid bawa sajadah dan mukena dua
buah. Satu yang akan dipakai dirinya, dan satu lagi akan digunakan ibunya.
"Teh, sibuk amat sih, baru aja berbuka sudah mau
tarawih saja?"
"Aku mah cuma ngasih tanda doang koq, jadi ke masjid
gelar sajadah dan mukena, Kalau ga begitu, biasanya ga kebagian tempat ".
Kalau yang jamaah pria mah,
santai-santai saja sepertinya. Mau kebagian tempat syukur, Ga kebagian tempat
juga bisa gelar Koran di luar yang penting ikutan tarawih.
Cuma ya gitu, yang pria ini kadang suka merusak pemandangan,
tahu sudah iqomah, tetap saja ada yang mencoba menghabiskan puntung rokoknya.
Lain orangtua, lain pula
anak-anak, mereka sepertinya datang ke masjid tapi niatnya ngeramain doang. Ada
yang main petasan, ada yang lari-larian, ada yang sibuk dengan kerupuk ojaynya
juga, dan ada juga menangis berantem sama temennya.
Ketika jeda antara Isya dan
Tarawih, kehebohan terdengar dari arah belakang, ternyata ada salah seorang
jamaah yang anak balitanya keluar pas ibunya sholat.
Sudah pasti bagaimana riweuhnya
sang ibu dan spontan keluar.
"Zahra..... Zahra.... Zahra.. dimana kau?" Si ibu
terus mencari dengan ketegangan sangat di roman mukanya. Seorang bapak menghantarkan Zahra, yang ternyata si anak pergi karena jajan ke warung yang tak jauh
dari masjid.
Begitulah satu sisi kehidupan seorang anak, orang tua yang
galau, sementara anak enjoy saja.
Sholat tarawih dimulai, beberapa
jamaah laki-laki ada yang pindah posisi dari tempat waktu sholat isya.
Alasannya pun aneka rupa, ada yang merasa nyaman kalau duduk di belakang, ada
juga yang beralasan, supaya pas 8 rakaat selesai, bisa pulang duluan. Karena di
masjid Khairul Anwar menggunakan sistem 20 rakaat tarawih plus 3 rakaat Witir.
Kalau untuk jamaah perempuan,
penulis tak tahu banyak yang jelas di ruang shalat perempuan tingkat berisiknya
lebih tinggi dan tiap salam selalu kedengaran yang jadi cerita. Berbanding
terbalik dengan jamaah laki-laki yang lebih santai. Paling gaduhnya saat
beberapa anak yang dengan naluri bermainnya terkadang bikin melotot para bapak.
Tarawih yang hanya dilakukan tiap
Ramadhan ini, terkadang dapat mempererat tali silaturrahim. Orang yang di hari
biasa tak ke Masjid, tapi untuk tarawih sengaja menyempatkan diri. Setidaknya
di sesi pas mau pulang, ada edisi
"Salam-salaman" sehingga hal ini dapat mempererat kekeluargaan.
Tidak banyak berubah bila
dibandingkan dengan Tarawih sebelumnya. Sesi pembacaan doa niat shaum, membuat anak-anak mengencangkan suara
setengah teriak. Dan para orang tua sebenarnya banyak yang merasa lega juga di
sesi terakhir ini.
Di saat jamaah berhambur keluar,
sepertinya harus ada yang menata sendal seperti di Masjid Daaruttauhid
Gegerkalong, yang selalu rapih dalam tata letak alas kaki. Sehingga si empunya
sandal gampang mengenalinya. Masih di
area masjid, barangkali karena berada di era gadget seperti sekarang, sepulang
tarawih ada saja yang mengabadikan moment ini untuk berselfie ria. Terutama
kaum ABG dengan khas keceriaannya yang seperti tak mengindahkan dengan keadaan.
Bahkan beberapa muslimah, selepas dari masjid, saat itu pula mempreteli kembali
jilbabnya.
#miris
Bandung, 11 juni 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar