Penayangan bulan lalu

Selasa, 06 Desember 2016

SELAMAT JALAN BAPAK MERTUA

Bersama bapak Kewo sang mertua



BAPAK MERTUA, sejak lima hari lalu sudah meninggalkan kami untuk selamanya. Ingin sekali memeberikan kabar duka ini sesegera mungkin. Tapi sayang sekali,  sesaat bapak menghembuskan nafas terakhirnya, handphone saya pun ikut-ikutan tak bernyawa. “MATOT alias Mati Total”...... otomatis saya ga bisa wa,telegram, bbm atau main medsos lainnya. Kebetulan Lepi juga ga dibawa, karena pikir saya, aktivitas menulis bisa menggunakan note yang ada di Handphone. Tapi ya sudah, sambil menghibur diri, barangkali ini cara Allah agar saya lebih konsentrasi dengan suasana kebersamaan dalam keluarga sehingga tak terinterupsi oleh yang namanya gadget.

Hari selasa (29 november 2016), di group whatsapp hilir mudik berbagi topik pembicaraan. Dan yang paling santer kala itu, rencana aksi damai 212. Sementara saya disibukkan dengan pesan-pesan  dan telpon dari sang istri kalau ternyata kondisi bapak makin memburuk, bahkan semakin memprihatinkan.  Mendengar berita seprti itu, berarti  harus mempercepat pulang kampung nih. Sambil nunggu si sulung yang masih di sekolah, saya merasa super sibuk sendiri.  Perabotan bekas makan yang sudah dua hari menumpuk dan cucian yang sudah direndam dari pagi, belum sempat terjamah. Alhamdulillah, menjelang maghrib kami siap pulkam dengan keadaan yang lumayan rapih untuk kondisi rumah yang akan ditinggalkan beberapa hari.

Dini hari, sampai juga ke kampung Cidahu Kuningan. Dua kakak ipar sudah menunggu di depan rumah. Sementara di dalam rumah, keluarga yang lain pada nungguin bapak yang Kondisinya yang sangat melemah, bahkan kabarnya sudah dua hari ini tak  masuk apa-apa ke mulutnya. Beribu kecamuk dalam dada bercampur dengan rasa sedih di hati, karena detik-detik perpisahan sepertinya tak bisa dibendung lagi. Ingin rasanya menumpahkan segala sesal dalam jiwa, karena belum berbakti dan membalas segala kebaikannya. Semua tertahan, dan hanya terucap di mulut, “maafkan saya pak....” Bapak tak menyahut, tapi saya berharap beliau masih bisa mendengar walau tak berbalas dengan sahutan.

Waktu dhuha kira-kira jam 10’an tangis ibu mertua dibarengi isteri dan bi Ooh adiknya bapak memecah suasana kamar waktu itu. Lapadz Allah yang kami lantunkan, seolah memaksa agar telinga dan hati bapak mengikutinya. Hanya satu yang kami pinta “khusnul khotimah”. Emih (ibu mertua) yang sedari tadi tak melepaskan mulutnya di telinga Bapak, seolah tak menerima akan perpisahan ini.Perlahan tapi pasti bapakpun menghembuskan nafasnya yang terakhir kali. Inna lillaahi wainna ilaihi rojiun.

Selamat jalan Bapak, kami akan mengenang jasamu, kami akan selalu memanjatkan doa untukmu. Agar engkau di terima iman, amal dan islamnya. Diampuni segala dosanya, dan Surga tempat kembalinya.

Tidak menunggu lama, berbondong-bondong tetangga datang. Kabar tersiar cepat ke seantero desa. Saya sendiri merasa terpana, begitu kentalnya rasa saling asih di desa ini. sebuah pemandangan langka kalau dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Sampai saya bilang ke si sulung,”ini pertanda kalau abahmu orang baik”. “emangnya kenapa gitu, apa alasannya?” timpal Azkiya ankku. “Buktinya banyak sekali yang melayat, bahkan di hari setelahnyapun, masih ada saja yang datang walau sekedar ngucapin belasungkawa”.

Karena gotong royong yang masih pekat pula, prosesi pemakaman sangat cepat, tidak sampai asyar semua kewajiban terhadap mayat sudah selesai ditunaikan. Alhamdulillah.





Rabu, 09 November 2016

REVOLUSI MENTAL ALA UMAR BIN ABDULAZIZ


Pemuda itu menanggalkan kudanya, lalu mengingatkannya di sebuah pohon. Peluh yang membasahi tubuhnya, sesekali diusap oleh sorban yang melilit di lehernya. Sambil menepuk punggung kudanya, pemuda itu bergumam seolah ngajak bicara pada sang kuda, "Mudah-mudahan tak lama lagi kita sampai di kampung hulu sana" Sambil menunjuk ke atas, ke tempat yang jadi tujuan pemuda tersebut.

Selagi asyik beristirahat, sang pemuda melihat dari kejauhan, ada seekor kuda yang diatasnya seorang pemuda sebaya dengan dirinya. Terlihat di sisi kiri-kanannya, kantung kulit yang berisi penuh dengan hasil bumi.

"Assalamualaikum saudaraku"  Pemuda yang dari arah hilir menyapa pemuda yang datang dari arah hulu. "Waalaykumussalaam warohmatullah..." Jawab pemuda yang satu lagi, sambil merangkul penuh kehangatan, seolah sudah lama saling mengenal.

"Kalau boleh tahu, mau kemana anda ke kota bawah sana ?"
"Saya mau ke kota hilir, mau memberikan zakat" Timbal pemuda yang datang dari arah hulu tersebut.

"Anda mau ke bawah untuk berzakat ? Mengapa harus hilir ? Orang saya aja mau ke atas karena dibawah sana sudah tak saya temui para mustahik" Sanggah pemuda yang dari hilir.
"Jadi Anda ke kota hulu, untuk berzakat juga ?" Pemuda satunya lagi menganggukkan kepalanya.

Itulah sekelumit kisah yang terjadi pada masa khalifah Umar bin Abdul Aziz, dimana kala itu, sangat susah mencari orang yang menerima zakat.

Tentu kita berpikir kalau zaman khalifah Umar bin Abdul Aziz, masyarakatnya sudah pada berlimpah harta sehingga susah menemukan mustahik.
Saya mendapat jawaban tiga hari lalu ketika ikut Talkshow di acara kopdar Genpro, sebuah komunitas pengusaha Muslim.  Presiden Genpro, Iwan Kurniawan Lc menjelaskan bahwa yang pertama dibangun oleh Khalifah adalah mentalnya dulu dengan menggembleng ketaqwaannya. Masyarakatnya diharuskan untuk terus menuntut ilmu agar tumbuh menjadi mukmin sejati. Sang Khalifah terkenal dengan kearifannya, bijaksana, adil dan rendah hati. Hal ini pula yang terus dikobarkan kepada rakyatnya.
 Mind set yang dibangun tentang zakatpun, tertanam dalam diri umat sebagai sesuatu yang tak layak untuk dimakan. Karena Zakat merupakan sesuatu yang harus dikeluarkan, sehingga sifatnya kotor. Hal ini pula yang akhirnya banyak masyarakat yang enggan menerima zakat. Dan salah satunya tergambar pada kisah diatas tadi.

Umar bin Abdul Aziz merupakan khalifah yang memerintah paling singkat yakni dari 99 H sampai 101 H. Namun kiprahnya dalam menghidupkan tatanan islami dicatat dengan tinta emas dalam sejarah. Bahkan para akhli mengatakan bahwa masa itulah masa kejayaan islam sesungguhnya.

Ketaqwaan ini pula yang diwariskan Umar kepada anak-anaknya. Karena soal materi, Umar hanya meninggalkan 19 Dinar. Itupun 4 Dinar dipakai buat membeli kain kafan dan sebagian lagi habis dipakai untuk biaya pemulasaraan atas dirinya. Dan yang tersisa hanya 9 dinar yang harus diberikan kepada 11 anak sebagai ahli warisnya.

Kejadian ini berbanding terbalik dengan meninggalnya khalifah berikutnya, yakni Hisyam bin Abdul Malik. Sama-sama meninggalkan 11 anak, tapi masing-masing anaknya mendapatkan masing-masing satu juta dinar.  Waktupun terus berlalu, hingga pada suatu hari seorang ulama bernama Muqotil bin Sulaiman mendapati salah seorang putera Umar bin Abdul Aziz menyedekahkan 1000 ekor kuda perang pilihan. Sementara di hari yang sama, Muqotil mendapatinya salah seorang putera khalifah Hisyam bin Abdul Malik menjadi pengemis di salah satu pasar.

Hal ini membuktikan bahwa warisan berupa harta atau kekayaan tak memiliki arti bila dibandingkan dengan warisan berupa mental dan ketaqwaan tangguh yang diwariskan seseorang.

Diakhir penyampaiannya Iwan Kurniawan mengajak para pengusaha muslim, agar seanantiasa menjaga ketaqwaannya, karena bisnis kita hari ini, merupakan ladang amal untuk kehidupan kelak di akhirat.

Jumat, 28 Oktober 2016

SUMPAH PEMUDA BUKAN SUMPAH ALAY















               

Setiap bulan yang ada di penanggalan Nasional ataupun internasional, selalu memiliki ruh untuk bulan yang bersangkutan. Sebagai contoh di bulan april, bangsa Indonesia selalu mengingat akan sosok Pahlawan wanita  R.A. Kartini. Untuk bulan Agustus, sudah tak diragukan lagi kalau hari kemerdekaan akan dirayakan oleh seluruh rakyat Indonesia. Dan untuk bulan oktober ini, maka kita akan diingatkan akan peristiwa sejarah yang syarat patriotisme, yakni “Sumpah Pemuda”.

Mendengar kata Sumpah, tentu asosiasi kita akan membayangkan bagaimana sebuah peristiwa itu benar-benar sakral, penting dan bukan senda gurau. Terlebih peristiwa ini diikrarkan oleh banyak pemuda-pemudi yang merupakan wakil dari daerah – daerah yang ada di Nusantara.  Mereka berikrar bersama demi mewujudkan INDONESIA MERDEKA yang selalu menjadi idaman. Sumpah pemuda ini sebagai bukti kristalisasi harapan yang adi luhung para pemuda Indonesia untuk memiliki “Tanah air satu, berbangsa satu dan berbahasa satu yakni  Indonesia”.

Peristiwa ini merupakan sebuah tonggak sejarah dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia selanjutnya. Gairah yang terpelihara menjadi landasan utama mereka agar selalu berjuang demi kemerdekaan Indonesia yang sudah berabad-abad lamanya di kuasai penjajah. Sebagai generasi selanjutnya sudah barang tentu kita harus senantiasa menjadikan Sumpah Pemuda ini sebagai sebuah momen yang selalu menjadi pemicu untuk terus berprestasi dan melanjutkan cita-cita para pemuda masa lalu. Dan tidak menjadikan peristiwa sejarah 28 oktober ini hanya sebagai  perayaan-perayaan biasa, yang maknanya Cuma sekedar peringatan hari lahir.

Kata  pemuda dari waktu ke waktu selalu mengalami perubahan. Atau paling tidak, pengertian kata tersebut bergeser dan mengalami perubahan makna. Di era orde baru misalnya, kata pemuda  tiba-tiba berkonotasi dengan kata “Remaja”.   Maka bermunculan organisasi yang menggunakan kata remaja. Sepertinya sama antara arti pemuda dan remaja,tapi menurut pakar psikolog Kenneth Kenniston, bahwa ada perbedaan antara arti pemuda dan remaja.  Kalau remaja adalah usaha untuk mendefinisikan dirinya, sedangkan pemuda adalah adanya perjuangan antara membangun pribadi dan untuk lingkungan sosial. Disini kita bisa meihat ternyata, pengistilahan Pemuda maknanya lebih aktif yang memiliki daya juang. Sementara itu, psikolog yang lain ada juga yang mengklasifikasikan dengan urutan usia. Kalau remaja biasanya dibatasi dari masa aqil baligh sampai usia 20-an, sedangkan Pemuda bisa mencapai usia 35 tahun. Makanya seseorang yang sudah menikahpun, biasanya masih tergolong Pemuda sepanjang dia selalu memiliki gairah dalam kepemudaan.

Yang lebih menggelitik lagi, mulai era 90-an muncul istilah ABG alias Anak Baru Gede. Dan yang ini pengertiannya lebih ke fase pencarian diri yang lepas dari masa anak-anak menuju dewasa. Sebenarnya dalam pengertian sama saja dengan istilah Remaja.  Hanya saja, kesan terhadap kata ini selalu dikaitkan dengan urusan kesenangan, berkaitan dengan ketertarikan akan lawan jenis dan setumpuk kesan kebebasan seorang remaja.  Dan makin kesini, di era sekarang, muncul kembali istilah ALAY. Kata yang terakhir ini, kesan yang terkandung didalamnya sangat memprihatinkan sebagai eksistensi seorang Pemuda yang harusnya memiliki semangat dan gairah. Awalnya istilah alay ini merupakan singkatan dari anak layangan atau anak lebay bahkan ada yang mendefinisikan sebagai anak yang kelayapan. Yang pasti sebutan alay ini, memiliki arti sebagai sosok  kaum muda yang memiliki sebuah prilaku yang norak, kampungan, maunya gaya-gayaan, seneng selfi yang over ancting dan sama sekali sangat kontradikif bila disandingkan dengan istilah Pemuda, apalagi sebagai pemuda yang berikrar 88 tahun yang lalu.

Munculnya istilah kekinian tersebut, tak lepas dari unsur menjamurnya alat komunikasi dan gadget yang mau tidak mau pemuda masa kini harus bergaul dengan barang yang satu ini.  Orang tua yang bijak, sudah semestinya mengikuti atau setidaknya mengetahui akan istilah tersebut untuk memudahkan komunikasi antara orang tua dan anak.

Tugas pemuda masa kini dan masa lalu sebenarnya sama saja, yaitu menjadi pionir dan pilar bangsa   agar  eksistensi bangsa tetap kokoh berdiri di mata dunia.  Bangsa ini terus bergerak dan berubah dalam semua sendi kehidupan termasuk dalam persatuan global. Kemajuan dan persaingan semakin tinggi menjadikan suatu tantangan pemuda untuk terus menggali potensi dan skill dalam mengimbangi   kompetisi  dalam percaturan dunia. Hal ini menjadi vital, Karena semangat para pejuang muda  yang lahir akan terus  dibutuhkan sepanjang sejarah agar lahir generasi muda yang tangguh dan berani.  Maka tak heran, kalau Presiden pertama Republik ini, Sukarno berujar, “Beri aku 10 pemuda, maka akan kuguncang Dunia”.


Sebagai harapan bangsa, pemuda Indonesia memiliki  kewajban  untuk memupuk dan terus menanamkan aplikasi dari sumpah pemuda yang didengungkan para pemuda masa lalu. Karena Sumpah Pemuda Bukan Sumpah Alay. (tiesna)

Jumat, 09 September 2016

MEREKA YANG RINDU DAGING QURBAN

Team Act di Somalia
                                   

Idul Adha sudah nampak di depan mata.  Tak terasa kepergiannya setahun lalu, kini hadir kembali. Pangkalan hewan qurban, memenuhi titik-titik yang biasa digunakan lahan berdagang di kota Bandung. Mereka yang datang mendayung rezeqi di Kota Kembang ini, berasal dari sentra pemberdayaan hewan di luar Bandung. Hal ini sangat menarik bagi warga sehingga selain didatangi calon muqorib, banyak pula para orang tua yang sengaja datang membawa anak-anak mereka untuk memperkenalkan hewan qurban ini.

Hari raya qurban ternyata telah membuat berkah tersendiri bagi pedagang dan warga yang terbiasa menyambi rezeqi dari transaksi hewan qurban ini. Yang  biasa jadi calo atau  makelar sudah wara-wiri di sekitar lokasi penjualan, bahkan di era digital seperti sekarang penawaran online pun sangat gampang kita temui. Bukan saja yang memiliki skil marketing, orang biasapun yang tak faham akan jual beli, banyak yang merasa tertolong karena bisa dijadikan lahan nafkah musiman setiap tahun. Ada yang menjadi tukang nyabit rumput, tukang jaga kambing bahkan menjadi lahan penghasilan bagi tukang nasi keliling.

Luar biasa, sebuah aktivitas yang disyariatkan ini, telah betul-betul membawa berkah tersendiri bagi semua kalangan. Seingat penulis, telah 9 kali melaksanakan idul adha di ibu kota Jawa Barat ini, dan selama itu belum pernah mendengar masyarakat yang penulis temui, tidak mendapat bagian daging qurban. Bahkan yang mereka dapatkan cenderung berlebih, sehingga bukan saja sekedar mendapat bagian untuk hari itu saja, namun sampai berhari-hari mereka masih memiliki stok daging qurban. Hal ini membuktikan, bahwa minat masyarakat berqurban cukup tinggi.

Padahal di daerah lain ternyata masih banyak yang merayakan hari raya Idul Adha ini, cukup dengan rangkaian sholat sunat id, bersalam-salaman dan kembali berkumpul bersama keluarganya. Mereka selalu berharap ada sebungkus daging qurban bisa menghampiri yang kemudian dapat menyantapnya hari itu. Bahkan di televisi sudah sering kita melihat, orang rela datang jauh-jauh ke kota hanya sekedar ngantri mendapat jatah daging qurban,karena di kampungnya tak ada yang berqurban. Walaupun alasannya memang variatif, ada yang memang kampung mereka adalah kampung miskin dan tertinggal, namun ada juga para Aghnia di wilayah mereka belum menyadari keutamaan berbagi dalam berqurban.

            Ada sisi lain yang penulis temui, ternyata yang mengharap ada ketukan pintu sang pembagi daging qurban, bukan semata kaum dhuafa. Yang kategori finansialnya cukup pun, mereka selalu menanti kedatangan para pembagi daging tersebut. Padahal kalau berkaca pada QS. Alhajj : 28, “maka makanlah sebagian daripadanya dan sebagian lagi berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir”. Maka jelaslah sebenarnya yang paling berhak menerima bagian daging qurban ini adalah mereka yang sangat membutuhkan. Barangkali atas  dasar inilah, sekarang banyak bermunculan lembaga-lembaga kemanusiaan yang lebih fokus dalam pendistribusian daging qurban ini, sehingga tak tertumpu pada satu titik wilayah yang sebenarnya berlebih. Kita bisa lihat bagaimana kiprah PKPU, LAZISMU, RUMAH ZAKAT, ACT dan lembaga lainnya yang terus konsen dalam distribusi daging hewan qurban sehingga lebih bermanfaat dan berdaya guna lebih. Ada nilai plus ketika daging hewan qurban ini sampai ke daerah yang rawan aqidah, karena sekarang banyak sekali pemurtadan yag dilakukan para misionaris yang merongrong kaum muslimin di Indonesia. Ada juga lembaga kemanusiaan yang cukup kita acungin jempol  karena sampai ke Plaestina dan Somalia yang merupakan negeri mukminin yang rawan konflik. Begitupun ada sekumpulan aktivis dakwah di Surabaya yang membagikan daging qurban ke masyarakat yang tinggal di Eks Prostitusi Dolly . Senyum merekah yang tersungging warga Dolly sangat menyentuh. Ternyata mereka yang selama ini termarginalkan, tapi dengan kehadiran aktivis ini, mereka bersyukur karena katanya selama ini belum pernah ada yang membagikan daging Qurban ke wilayahnya.

            Selain kasus diatas, ada pula masyarakat yang jarang bahkan hampir tidak pernah mendapatkan jatah daging kurban, lantaran tempat yang sulit dijangkau, minimnya persediaan untuk membeli hewan ternak dan tidak adanya hewan ternak di daerah mereka. Padahal momen Idul Adha sangat mereka dambakan karena Idul Adha merupakan  kesempatan terbaik dalam menikmati lezatnya santapan daging, yang hanya  dapat mereka rasakan setahun sekali atau bahkan lebih. Dapat menyantap lezatnya daging bagi mereka adalah sebuah mimpi lantaran harga daging yang terlampau tinggi ditambah dengan jauhnya tempat tinggal dari pusat kota.

Untuk mewujudkan mimpi mereka, sepertinya sudah menjadi fardhu ain bagi para muqorib untuk lebih menitik beratkan pembagian ke daerah-daerah yang sangat urgent dan membutuhkan. Agar kebahagiaan itu terpancar dari raut wajah perindu daging qurban. Sehingga tak salah kalau dari sekarang sudah dimasukkan kedalam agenda perencanaan distribusi daging.(Tiesna)

Minggu, 28 Agustus 2016

RESUME BUKU KOMITMEN MUSLIM SEJATI

Oleh : Tiesna Sutisna



BAB SATU : APA ARTINYA SAYA MENGAKU ISLAM

            Menjadi seorang muslim sejak lahir, bukan berarti hanya menerima saja akan apa yang diberikan atau diajarkan orangtua. Tapi untuk menjadi muslim sejati dibutuhkan perjuangan yang sangat. Jangan sampai apa yang sudah di tangan harus terlepas begitu saja. Ironis, kalau orangtua sudah emperkenalkan islam pada kita, tapi akhirnya kita terhempas ke kubangan neraka.
            Agar terhindar dari kengerian itu, setidaknya seorang muslim harus bisa mengislamkan empat kriteria vital yang harus diperjuangkan.

1.      Saya harus mengislamkan akidah saya.

Hal ini merupakan upaya pertama yang harus ditancapkan ke dalam hati kita. Jangan sampai ada virus-virus kemusyrikan yang merongrong akidah. Berdialog secara kontinue kepada Allah baik melalui shalat atau tidak, seperti mentafakuri alam misalnya.  Segala yang diciptakan-Nya bukanlah sesuatu yang kebetulan, tapi semata-mata telah Allah rancang sedemikian rupa agar semua bermakna. Makanya Allah memperkenalkan dengan nama-nama indah berupa asmaul husna yang tak ada keraguan didalamnya bahwa Allah Maha satu dala sifatnya.

2.      Saya harus mengislamkan ibadah saya.

Ibadah merupakan puncak ketundukkan dan puncak kesadaran akan keagungan ma’bud. Dan dengan ibadah ini merupakan interaksi istimewa antara khalik dan makhluk. Sekuat mungkin, seorang muslim harus mengazamkan bahwa setiap detik dalam kehidupannya adalah ibadah. Karena sejatinya seorang muslim diciptakan adalah untuk beribadah. Melakukan ibadah yang terus bersambung dan penelaahan setiap saat, maka akan ada gairah yang muncul berupa peningkatan hidup yang berkwalitas. Kebiasaan-kebiasaan dalam keseharianpun dengan sendirinya akan bertambah bagus, sehingga semua aktifitas selalu dikaitkan kepada Allah azza wazala.

3.      Saya harus mengislamkan akhlak saya

Akhlak merupakan buahnya keimanan dan keislaman seseorang, sehingga kala pengadilan di akhirat nanti, akhlak baik bisa menjadi pemberat dalam amal. Oleh karena itu, seorang muslim seharusnya mengupgrade akhlaknya setiap saat. Selalu bertanya ke dalam diri, apakah akhlak sudah sesuai aturan islam atau tidak.

Ada beberapa akhlak seorang muslim yang harus melekat selama hayat di kandung badan.
·         Bersikap wara (hati-hati) terhadap syubhat
·         Menahan pandangan (ghadul bashar)
·         Menjaga lidah
·         Malu (haya’)
·         Pemaaf dan sabar
·         Jujur, berhati-hatilah dengan kedustaan kecil yang akan merusak keislaman dan keimanan.
·         Rendah hati
·         Menjauhi prasangka, ghibah,dan encari cela sesama muslim.
·         Dermawan dan pemurah
·         Menjaga teladan yang baik

4.      Saya harus mengislamkan keluarga dan rumah tangga saya

Keshalihan dalam akidah, ibadah dan akhlak tidak akan sempurna kalau hanya dimiliki sendiri. Tapi semua itu harus ada ditularkan kepada orang di sekeliling kita terutama keluarga dan rumah tangga. Hal ini merupakan langkah alamiah dan harus tertata rapi dala keluarga kecil kita. Moment pernikahan bukan hanya dianggap kesakralaln belaka, tapi harus difahami, bahwa pernikahan akan dipertanggung jawabkan  di akhirat kelak. Bukan hanya waktu pernikahan, tapi pasca pernikahan dan tanggung jawab bersama dalam mendidik anak-anak.  Setelah dalam lingkup keluarga kecil ini, maka  pada akhirnya bisa menularkan ke sekeliling kita lebih luas.

Setelah ikrar diri yang empat diatas maka akan lahir tekad yang kuat sehingga bisa melahirkan dua tekad yang harus dilaksanakan, yaitu:

1.      Saya harus mengalahkan nafsu saya

Hawa nafsu akan senantiasa menemani hari-hari seorang muslim. Dan seseorang yang bisa mengalahkan nafsu inilah maka yang akan selamat dari sengatan api neraka. Dengan demikian seorang muslim sejati sudah seharusnya meniti hari dengan terus belajar dan membentengi diri dari hawa nafsu yang akan membawa diri ke ambang kesengsaraan.

Sifat-sifat Manusia

Ada dua sifat manusia yang mempengaruhi seseorang dalam menghadapi perang melawan nafsu ini ;

Ø  Tipe manusia yang dikalahkan nafsu itu sendiri
Ø  Tipe manusia yang bersungguh-sungguh memerangi nafsu dan keinginannya.

Perangkat-perangkat untuk memenangkan pertarungan melawan hawa nafsu

Ø  Hati, selama hati ini lembut, jernih dan selalu dzikrullah maka nafsu bisa dikalahkan
Ø  Akal, cahaya akal tidak dapay dipadamkan kecuali oleh kemaksiatan-kemaksiatan, tidak berhenti berbuat maksiat dan enggan bertaubat.

Indikasi-indikasi kekalahan akhlak

Ketika pertahanan dan kekebalan diri manusia runtuh, maka setan menjadi kawan karibnya.
Penyakit yang berbahaya yang menimapa manusia yang kalah adalah adanya waswas yang menghinggapi.
Sarana-sarana untuk membentengi diri dari masuknya syaithan

Salah seorang ulama shalih berdasarkan perenungan dan penelaahannya, ternyata syaithan masuk melalui 10 pintu untuk mendatangi manusia
Ø   Ambisi dan buruk sangka, hadapi dengan sikap percaya dan menerima.
Ø  Kecintaan kepada makhluk dan panjang angan-angan, hadapi dengan rasa takut terhadap datangnya kematian yang akan datang secara tiba-tiba.
Ø  Keinginan santai dan bersenang-senang, hadapi dengan menyadari akan hilangnya nikmat dan buruknya hisab.
Ø  Berbangga diri, hadapi dengan selalu mengingat karunia dan rasa takut kepada akibat yang akan menimpa.
Ø  Meremehkan dan kurang menghargai orang lain hadapi dengan mengenali hak dan kehormatan mereka.
Ø  Dengki, maka hadapi dengan sikap menerima dan rela dengan pembagian yang diberikan Allah swt, kepada makhlu-makhluknya.
Ø  Riya dan ingin dipuji, maka hadapi dengan keikhlasan.
Ø  Kikir, hadapi dengan sikap bahwa akan fana-nya semua yang ada di makhluk
Ø  Sombong, hadapi dengan sikap rendah hati.
Ø  Tamak, hadapi dengan percaya bahwa semua yang ada di sisi Allah dan bersikap zuhud terhadap apa yang dimiliki manusia.

2.      Saya harus yakin bahwa masa depan adalah milik Islam

Keyakinan ini berkat dorongan beberapa faktor,yakni :
Ø  Rabbaniyah Manhaj Islam
Ø  UniversilitasManhaj Islam
Ø  Elastisitas Manhaj Islam
Ø  Kelengkapan Manhaj Islam
Ø  Keterbatasan Sistem-sistem “Wadh’iyah”


BAB KEDUA : APA ARTINYA SAYA BERAFILIASI KEPADA PERGERAKAN ISLAM
           
            Dasar untuk mengaku sebagai aktivis pergerakan Islam adalah hendaknya pada diri seseorang telah terwujud semua sifat dan karakteristik pengakuannya sebagai muslim. Sebab, pengakuan sebagai muslim merupakan dasar, sementara pengakuan sebagai aktivis pergerakan adalah bagian yang tak terpisahkan dari ketulusan dalam pengakuan seseorang sebagai penganut agama ini.

Adapun karakteristik yang harus dimiliki setiap muslim agar pengakuannya keislamannya benar adalah :

Saya Harus Hidup Untuk Islam,
Di dunia ini manusia terkelompokkan menjadi 3 :
i)        Golongan yang hidup untuk dunia.
ii)      Golongan yang tercampakkan di antara dunia dan akhirat.
iii)    Dolongan yang menganggap bahwa dunia adalah lahan bagi kehidupan akhirat.

Bagaimana saya hidup untuk Islam ?
1)      Mengetahui tujuan hidup.
2)      Mengetahui nilai dunia dibandingkan dengan akhirat.
3)      Menyadari bahwa kematian akan datang dan mengambil pelajaran darinya.
4)      Mengetahui hakikat islam.
5)      Mengetahui hakikat jahiliyyah.
Karakteristik manusia yang hidup untuk Islam
1.      Teguh dalam melaksanakan ajaran-ajaran Islam.
2.      Memiliki kepedulian terhadap kemashlahatan Islam.
3.      Bangga dengan kebenaran dan yakin kepada Allah.
4.      Senantiasa konsisten dalam memperjuangkan Islam.

Saya Harus Meyakini Kewajiban Memperjuangkan Islam,
1.      Kewajibannya sebagai perinsip.
2.      Kewajibanya sebagai Hukum.
3.      Kewajibannya Menegakkan Islam sebagai Kebutuhan Darurat.
4.      Kewajiban secara Individu dan Kolektif.
5.      Barangsiapa berjihad, sesungguhnya dia berjihad untuk dirinya sendiri.

Pergerakkan Islam : Misi, Karakteristik, dan Perlengkapannya.

1.      Misi Pergerakan Islam.
Yaitu menghambakan manusia kepada Allah swt, sebagai pribadi ataupun sebagai masyarakat dengan memperjuangkan tegaknya masyarakat Islam yang mengambil hukum-hukum Islam berdasar Alquran dan Sunnah.

            2.  Karakteristik Dasar Pergerakan Islam.
a.      Menonjolkan pergerakan yang berdasar ketuhanan (rabbaniyah)
b.      Pergerakan yang selalu independen karena lahir dari realitas masyarakat islam.
c.       Merupakan pergerakan yang progresif. Substansi keyakinan,peraturan, dan konsepnya mengenai alam, manusia dan kehidupan lebih maju dan mampu memecahkan permasalan manusia.
d.      Merupakan pergerakan yang komprehensif, dakwahnya tidak terbatas pada satu sisi tapi perbaikan dalam segala aspek.
e.      Menjauhi perselisihan fiqih
.
3. Spesifikasi Pergerakan Islam.
a.      Jauh dari kekuasaan para penguasa dan politikus
b.      Memiliki tahapan-tahapan dalam langkah-langkahnya.
c.       Mengutamakan aktivitas dan produktivitas daripada klaim dan propaganda.
d.      Mengatur nafas yang panjang, karena orang yang mengorbankan dirinya terhadap jalan dakwah ini sungguh panjang.
e.      Nyata dalam aktivitas, rahasia dalam berorganisasi.
f.        Uzlah kejiwaan bukan uzlah fisik.
g.      Tujuan tidak menghalalkan segala cara.

4. Perelengkapan Pergerakan Islam
a.      Memiliki keimanan yang kuat, dalam,suci, dan kekal, meyakini bahwa pertolongan Allah pasti ada.
b.      Meyakini jalan yang mereka tempuh serta keistimewaan dan kebaiknnya.
c.       Meyakini persaudaraan antar muslim.
d.      Meyakini agung dan besarnya pahala.
e.      Meyakini akan diri mereka sendiri, bahwa mereka ditakdirkanuntuk menyelamatkan semesta.
Dan perlengkapan yang lain adalah jihad fi sabilillah.

Saya Harus Mengetahui Jalan Pergerakan Islam.
Landasan dan alur pemikiran dan tujuan akhirnya haruslah diketahui, agar tidak salah menempatkan.

Saya Harus Mengetahui  Dimensi-Dimensi  Afiliasi Saya Terhadap Pergerakan.
1.      Afiliasi dalam Akidah
2.      Afiliasi Dalam Tujuan

Saya Harus Mengetahui  Poros-Poros Perjuangan Islam.
1.      Poros Perjuangan Islam
a.      Kejelasan Tujuan
b.      Kejelasan Jalan, ada beberapa karakter jalan yang harus ditempuh oleh pergerakan islam, yakni:
·         Bersifat Transformatif
·         Bersifat Komprehensif
·         Bersifat Universal
c.       Komitmen Terhadap Jalan Rasulullah saw

2. Posisi Kekuatan Fisik dalam Strategi  Pergerakan

Saya Harus Mengetahui Persyaratan Baiat dan keanggotaan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
ü  Kualitas bukan Kuantitas.
ü  Baiat Dan Hukumnya.
ü  Ketaatan dan Hukumnya.
ü  Rukun-rukun baiat.
1)      Al-fahmu (pemahaman)
2)      Al-ikhlas (keikhlasan)
3)      Al-amal (amal)
4)      Al-jihad (jihad)
5)      At-tadhiyah (pengorbanan)
6)      At-tha’ah (ketaatan)
7)      Ats-tsabat (keteguhan)
8)      At-tajarud (dedikasi)
9)      Al-ukhuwah (persaudaraan)
10)  Ats-tsiqah (kepercayaan)


Kewajiban-Kewajiban Akhi Muslim
Kewajiban akhi muslim ini bukan hanya sekedar terhadap diri, tapi menyangkut terhadap rumah dan masyarakatnya. Secara ringkas ada 38 kewajiban yang harus dilakukan, yakni :
1)      Membaca wirid harian tidak kurang dari satu juz per hari
2)      Membaca, mendengarkan, merenungkan setiapkandungan isi Al-quran dan mempelajari shiroh Nabawi dan siroh para salaf.
3)       Chek-up kesehatan.
4)      Hindari konsumsi teh,kopi dan perangsang lainnya secara berlebihan.
5)      Perhatikan kebersihan diri dan lingkungan.
6)      Berkata jujur dan tidak berbohong
7)      Menepati janji.
8)      Menjadi seorang yang pemberani dan tabah.
9)      Bersikaplah tenang dan selalu mengutamakan sikap serius.
10)  Jadilah orang pemalu, halus perasaan, segera merasakan pengaruh kebaikan dan keburukan.
11)  Jadilah orang yang adil dalam setiap keadaan.
12)  Menjadi orang yang enerjik dalam membantu pekerjaan umum.
13)  Memiliki hati yang penyayang, pemurah dan berlapang dada.
14)  Pandai membaca dan menulis yang disertai menuntut ilmu  serta mendalami jikalau anda seorang spesialis.
15)  Tekuni pekerjaan yang bernilai ekonomis.
16)  Jangan berambisi dalam jabatan, anggaplah itu intu rezeki yang tersempit, tetapi bila hal itu datang jangan menolaknya.
17)  Memiliki minat yang tinggi dalam menjalankan profesi
18)  Berfsikap baik dalam menuntut hak
19)  Jauhilah perjudian
20)  Jauhilah riba dalam seluruh muamalah.
21)  Bantulah perkembangan perekonomian islam.
22)  Berpartisipasilah dalam berdakwah dengan sebagian dari harta anda.
23)  Menabung untuk hal-hal yang tak terduga.
24)  Berusahalah semampu mungkin untuk menghidupkan tradisi muslim.
25)  Boikotlah pengadilan adat dan yang tak berbau islami.
26)  Senantiasa menyadari akan pengawasan Allah.
27)  Bertaharah secara baik dan benar.
28)  Laksanakanlah shalat secara baik.
29)  Berpuasalah di bulan ramadan dan berhaji jika mampu.
30)  Azamkan dalam diri niat berjihad dan mati syahid.
31)  Bertaubat dan beristighfar.
32)  Bermujahadahlah agar bisa mengendalikan hawa nafsu, tahan pandangan, kendalikan hati dan selalu mengarahakan pada hal-hal yang baik.
33)  Hindari khamr, miras, obat penenang dan sejenisnya.
34)  Jauhilah sahabat yang buruk dan tempat maksiat.
35)  Perangilah tempat hiburan, alih-alih mendekatinya serta jauhi gaya hidup mewah.
36)  Kenalilah anggota group dan pahamilah hak-hak mereka.
37)  Lepaskan semua keterikatan anda dengan kelompok manapun yang tidak memberikan kemashlahatan pada fikrah.
38)  Berusahalah berdakwah di setiap tempat dan beritahukanlah kepada pimpinan segala keadaan anda.

Wirid Rabhitah
Melakukan wirid rabhhutah dengan penuh perenungan dan khusu.


                        WASSALAM