Penayangan bulan lalu

Jumat, 29 April 2016

SEBUAH MISI SILATURRAHIM

Ust. Tahmat Darlian

           
            Lewat sepekan sudah, saya mendapatkan sebuah titah dari sang murobbi. Sedikit rasa was-was  tatkala disuatu malam kami berempat harus datang ke rumah ustadz Ahyana murobbi kami. Soalnya tak seperti biasanya kami diundang ke rumahnya tapi tak selengkap semua anggota group halaqoh. Sebuah tandatanya menghampiri lubuk hati, mungkinkah halaqoh kami akan dirombak lagi? Atau ada tugas lain yang harus dikerjakan ? Untuk menjawab ragam pertanyaan ini, jawabnnya adalah harus datang memenuhi undangannya.
            Dari yang diundang empat orang , yang datang hanya berdua karena dua teman lain berhalangan hadir. Percakapan ngalir seperti biasanya, dan diujung obrolan barulah sang murobbi menyampaikan pesannya bahwa ada tugas yang harus dilaksanakan  yang salah satunya cukup asing. Kenapa asing ? Karena selama 9 tahun berada di barisan ini, baru kali ini mendapatkan tugas untuk bersilaturahim ke salah seorang qiyadah atau tokoh di jamaah ini. Kami berempat mendapat tugas silaturahim dengan mengunjungi orang yang berbeda.
            Sempat berjapri ria via WA dengan beberapa teman tersebut, soal kepada siapa dan kapan akan silaturrahim. Dan saya sendiri harus mengunjungi Ust. Tahmat yang beralamat di daerah Sarijadi yang kebetulan tak begitu jauh dari Sukajadi tempat tinggal saya kali ini. Tapi walaupun dekat tetap saja perlu pemikiran matang, karena tentunya beliau seorang qiyadah yang tentunya sudah berada jauh diatas beberapa level dengan saya sang “akar rumput”.  Dengan bermodalkan nomer handphone ustadz, saya memulainya dengan mengirim sms ke beliau. Sekedar ketuk pintu agar tak kaku kalau nanti bersua ke rumahnya. Alhamdulillah dari sms dan whatsapp tersebut akhirnya saya memutuskan untuk mendatangi ke rumahnya di hari senin, 24 April 2016.
            Ba’da dzuhur saya pamit ke isteri, dan ketika sampai ke kompleks perumahannya ternyata Allah berkehendak kalau hari ini hujan turun dengan derasnya. Sehingga terpaksa berteduh di sebuah warung yang tak jauh dari rumah ustadz Tahmat. Selama hujan berlangsung pikiran ini seolah membayangkan akan percakapan apa yang nanti berlangsung. Dan Alhamdulillah setelah asyar hujanpun reda, dan setelah numpang sholat di masjid nurul falah dekat pasar Cibogo,barulah saya nanya-nanya blok N di perumahan Flat Sarijadi tempat ustadz tinggal.
            Ada sesuatu yang menarik ketika saya mendengar kata flat untuk istilah kompleks rumah ini. Kenapa istilah “apartemen” tidak disematkan ke jenis rumah seperti ini, padahal sama-sama rumah susun. Ah barangkali ini hanyalah sebuah istilah saja untuk membedakan strata sosial seseorang saja. Dan saya sendiripun baru kali ini menginjakkan kaki di rumah flat ini. Padahal tempat ini sudah sering saya lewati, dan kesan pertama yang didapat adalah ini rusun yang barangkali Cuma satu yang ada di kota Bandung. Sedikit heran juga kenapa Flat Sarijadi dimulai dari blok D-R, Blok A sampai C kemana ya ?
            Mencari rumah ustadz di kompleks seperti ini sangat gampang, asal hapal blok apa dan nomer berapa? Yang sedikit bingung Cuma karena bentuk rumahnya saja yang sama dan kalau salah masuk tangga, sangat berabe karena harus pindah tangga lagi. Sedikit ngintip dari bawah kira-kira rumah ustadz Tahmat yang mana ya.... ? hehehe.... ternyata tidak terlalu sulit karena di pintunya banyak stiker-stiker yang sangat Familiar di benak saya. Setelah merasa pas itu rumah ustadz barulah saya memilih tangga mana yang harus saya naiki. Ada ragu juga sih, khawatir ustadz tidak ada di tempat karena pesan WA tak sempat beliau balas. Tapi Alhamdulillah ketika salam, dari dalam ada yang menjawab dan yang keluar seorang remaja yang sepertinya baru tiba di rumah tersebut. Belakangan diketahui, bahwa anak muda ini adalah anaknya yang sedang kuliah tingkat akhir. Selang beberapa saat ustadzpun menyambut saya dengan penuh kehangatan.
            Setelah sedikit ta’aruf tentang nama dan asal-usul kamipun larut dalam obrolan yang semoga penuh hikmah ini. Suasana ringan, santai bak sudah kenal lama padahal secara pribadi baru kali ini kami bercakap-cakap. Obrolan tidak kaku karena yang diobrolkan keadaan biasa tentang sisi kehidupan yang terjadi. Tentang kabar anak, pendidikan anak, ekonomi keluarga dan tentang dakwah juga.
            Walaupun pertemuan sangat singkat tidak lebih dari satu jam, namun saya banyak mendapatkan manfaat dari beliau. Banyak ide seputar usaha yang sepertinya perlu diperhitungkan. Memang sih saya sendiri yang curhat soal dunia usaha. Hehehe.... semua ngalir saja dalam pembicaraan. Bahkan sehubungan anak pertama saya tahun ini mau masuk SMP, sayapun tak segan nanya-nanya kriteria sekolah yang bagus seperti apa. Semua sekolah pastinya bagus karena didalamnya tempat menuntut ilmu. Hanya saja adakalanya para orangtua merasa khawatir dengan pola pendidikan yang diterapkan di sekolah yang bersebrangan dengan pola asuh di rumah.

rumah flat Sarijadi Bandung

 Obrolanpun terus berlangsung, hingga tak terasa waktu terus berlalu dan menepi ke waktu senja, sehingga saatnya saya berpamitan. Padahal saya masih merasa betah di sini. Jujur saja, dari awal singgah masih terpesona dengan gaya rumah Flat seperti ini. Sepertinya cukup aman kalau tinggal di tempat seperti ini. Cuma saya lupa tidak menanyakan detil tentang seluk-beluk rumah flat ini, dari ide siapa dan apa tujuannya sehingga terbentuk bangunan seperti ini. Hanya ustadz Tahmat bilang, kalau menempati rumah tersebut tidak direncanakan dari awal, karena melanjutkan kakaknya yang asalnya tinggal di rumah tersebut.
            Dari penglaman silaturrahim ini saya merasa banyak hikmah, pantesan Rasulullah sangat menganjurkan sangat untuk bersilaturrahim. Bahkan kalau orang yang memutuskan tali silaturrahim sama saja dia telah menjauh dari Rahmat Allah. Rasulullah dalam sabdanya yang indah berujar, “Barangsiapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan diakhirkan ajalnya(dipanjangkan umurnya), maka hendaklah ia menyambung (tali) silaturrhim” (HR. Bukhari). Dengan demikian betapa pentingnya kita menyambungkan tali silaturrahim. Apalagi di era informasi yang serba canggih ini, silaturrahim sangatlah mudah karena sarana pendukung dalam berkomunikasi sangatlah gampang. Hampir semua orang sangat ramah dengan yang namanya handphone, sms, medsos dan masih banyak lagi pendukung silaturrahim. Tapi dengan bertemu langsung, hal ini sulit digambarkan dengan kata-kata karena nuansa keakraban sangat berbeda bila dibandingkan dengan sarana komunikasi yang tersebut diatas.
            Oia, ustadz Tahmat juga memiliki kemampuan membuat kefir loh. Saya sendiri belum familiar dengan minuman yang satu ini. Kefir adalah minuman mirip yoghurt yang merupakan olahan hasil permentasi. Cuma rasanya lebih ketir dan kecut, berbeda dengan yoghurt yang serba manis. Bahkan manfaatnyapun lebih bagus dari yoghurt. Kefir ini probiotik terbaik yang kaya manfaat karena dapat menghindarkan kita dari sembelit, menurunkan kolesterol dengan cepat bahkan kadar asam urat tinggipun dapat dengan cepat diturunkan dengan mengkonsumsi kefir secara teratur. Dan sebagai orang yang pernah tinggi asam urat, sayapun tertarik untuk mengkonsumsinya. Dan sebagai buah silaturrahim ini juga, saya dapat discount untuk harga kefir ini. Alhamdulillah.....
            Rupanya kisah misi ini saya cukupkan dulu sampai disini, semoga ustadz dan keluarga sehat selalu dan berjalan tanpa lelah di jalur dakwah ini. Mudah-mudahan di lain waktu kita berjumpa lagi.