Penayangan bulan lalu
Rabu, 27 Juli 2016
BERDOA LAKSANA MENGAYUH SEPEDA
Senin, 04 Juli 2016
SYAWAL BULAN PENINGKATAN
Alhamdulillah, tak terasa sudah sampai di penghujung bulan Ramadhan. Tinggal sekali tarawih lagi nanti malam. Setelah itu, kita akan melewati syawal, yang memiliki makna "Bulan Peningkatan".
Seberapa besar hikmah yang dapat kita ambil selama Ramadhan, harusnya jadi pemicu untuk bulan syawal. Berapa puluh kali kita melakukan shaum, berarti sebanyak itu pula sebetulnya kita lebih meningkat dalam segala amal.
Ketika Ramadhan menyapa kita, Alquran selalu dibaca, bahkan dibikin sebuah target, bahwa sebulan harus khatam sekian dan sekian. Ketika berencana, ternyata Allah selalu memudahkan untuk senantiasa melaksanakannya. Tentu ini sebuah Rahasia yang Allah berikan.
Kalau di Bulan Ramadhan bisa, sudah barang tentu di bulan berikutnya, pasti bisa. Semua tergantung nawaitu dan komitmen terhadap sebuah pekerjaan.
Setelah RAMADHAN berlalu, seharusnya bisa meramadhankan setiap bulan. Hati terpaut sama kebenaran, kekhusuan, berlomba dalam kebajikan, dan selalu mengejar derajat ketaqwaan. Karena tujuan perintah shaum, adalah menuju supaya menjadi orang yang bertaqwa.
Selama Ramadhan, tentu tak dapat semua target terealisasi. Selalu ada yang kurang, yang karena lalai atau memang ada halangan yang tak bisa dipungkiri sehingga target tak tercampai. Kalau begitu adanya, bulan syawal harus dijadikan sebagai pemenuhan target yang tertunda itu.
Allah tak berkehendak kalau umatnya terjebak glamour LEBARAN. Makanya Allah mensyari'atkan pada kita untuk syaum sunah 6 rakaat di bulan syawal. Pahala sangat besar yakni semisal puasa setahun penuh.
Tsauban, bekas budak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Barangsiapa berpuasa enam hari di bulan Syawal setelah Idul Fithri, maka ia telah menyempurnakan puasa setahun penuh. Karena siapa saja yang melakukan kebaikan, maka akan dibalas sepuluh kebaikan semisal.” (HR. Ibnu Majah no. 1715. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Kalau kita buka tentang hadist tersebut, kenapa shaum sunnah 6 hari di bulan syawal sama seperti menyempurnakan puasa setahun penuh ?
Seorang mukmin tentunya pernah mengetahui, kalau amal seorang umat Nabi Muhammad akan Allah ganti dengan 10 Kebaikan. Kalau seorang melakukan full sebulan puasa Ramadhan, tentu balasannya 10 bulan kebaikan. Dan ketika melaksanakan 6 hari puasa sunah syawal, berarti akan Allah ganti dengan 60 hari (2 bulan). Itu berarti 10 bulan + 2 bulan = 12 bulan atau setahun.
Baik Sahabat semua,
Selamat mempersiapkan diri untuk menyongsong Syawal dengan rangkaian kebaikan lainnya.
Sabtu, 02 Juli 2016
MUDIK ASYIK JANGAN TINGGALKAN SHOLAT
MUDIK ASYIK YANG RAPI JALI
Musim mudik sudah tiba, kaum urbanpun tak mau ketinggalan dengan moment tahunan ini. Semangat silaturahmi yang unik, dan mungkin hanya ditemui di Negeri tercinta, INDONESIA.
Kendaraan yang digunakan beraneka rupa, dari sepeda motor biasa, hingga naik pesawat bagi yang kelebihan dana.
Bagi pemudik, macet adalah hal biasa. Sehingga harus disiapkan kesabaran tingkat tinggi. Bagi pengguna mobil pribadi, jadwal perjalanan bisa di setting sendiri. Tapi bagi pengguna mobil umum, tentunya harus mengikuti aturan pak Sopir Dan Kondektur.
Biar mudik lebih tertib, bagusnya dipersiapkan jauh-jauh hari. Apalagi yang punya Baby Balita, pasti butuh tenaga ekstra. Popok yang harus siap sedia, makanan pelengkap di perjalanan dan tetek bengek khas balita, apalagi pakai susu Formula, tentunya air panas harus siap sedia.
Selain persiapan yang matang, ada hal yang sangat penting yang akhir-akhir ini suka dilalaikan para pemudik, yaitu sholat 5 waktu.
Untuk yang sedang melakukan perjalanan, Allah memberi keringanan dengan tidak berpuasa. Tapi untuk shalat, Allah sangat tegas agar manusia tak lalai melakukannya. Tapi Allah cukup memahami keadaan makhluknya. Makanya diberi rukhsoh dengan adanya Jama' dan Qoshar.
Shalat Jama', adalah sholat penggabungan dari dua waktu sholat. Tapi tak berlaku untuk sholat shubuh. Dan sholat jama' ini terbagi dua, bila penggabungan waktu sholat maju ke depan, berarti jama' Takdhim, sedangkan untuk penggabungan waktu sholat mundur, disebut jama' Takhir. Contohnya si pemudik ingin sholat asyar tapi mau dirangkai dengan dzuhur dengan waktu dzuhur, berarti ini termasuk jama' takdzim.
Oia, selain bisa di jama', buat pemudik bisa juga di Qoshar loh, yaitu meringkas jumlah rakaat sholat menjadi 2 rakaat dari 4 rakaat. Tentu temen-temen tahu kan, sholat apa saja yang 4 rakaat.
Nah, ga sulit kan ? Jadi tak ada alasan untuk meninggalkan sholat. Kalau mudik identik dengan silaturahmi yang sunah, kenapa harus meninggalkan sholat yang jelas wajib.
Selama Mudik....