Penayangan bulan lalu

Minggu, 28 Agustus 2016

RESUME BUKU KOMITMEN MUSLIM SEJATI

Oleh : Tiesna Sutisna



BAB SATU : APA ARTINYA SAYA MENGAKU ISLAM

            Menjadi seorang muslim sejak lahir, bukan berarti hanya menerima saja akan apa yang diberikan atau diajarkan orangtua. Tapi untuk menjadi muslim sejati dibutuhkan perjuangan yang sangat. Jangan sampai apa yang sudah di tangan harus terlepas begitu saja. Ironis, kalau orangtua sudah emperkenalkan islam pada kita, tapi akhirnya kita terhempas ke kubangan neraka.
            Agar terhindar dari kengerian itu, setidaknya seorang muslim harus bisa mengislamkan empat kriteria vital yang harus diperjuangkan.

1.      Saya harus mengislamkan akidah saya.

Hal ini merupakan upaya pertama yang harus ditancapkan ke dalam hati kita. Jangan sampai ada virus-virus kemusyrikan yang merongrong akidah. Berdialog secara kontinue kepada Allah baik melalui shalat atau tidak, seperti mentafakuri alam misalnya.  Segala yang diciptakan-Nya bukanlah sesuatu yang kebetulan, tapi semata-mata telah Allah rancang sedemikian rupa agar semua bermakna. Makanya Allah memperkenalkan dengan nama-nama indah berupa asmaul husna yang tak ada keraguan didalamnya bahwa Allah Maha satu dala sifatnya.

2.      Saya harus mengislamkan ibadah saya.

Ibadah merupakan puncak ketundukkan dan puncak kesadaran akan keagungan ma’bud. Dan dengan ibadah ini merupakan interaksi istimewa antara khalik dan makhluk. Sekuat mungkin, seorang muslim harus mengazamkan bahwa setiap detik dalam kehidupannya adalah ibadah. Karena sejatinya seorang muslim diciptakan adalah untuk beribadah. Melakukan ibadah yang terus bersambung dan penelaahan setiap saat, maka akan ada gairah yang muncul berupa peningkatan hidup yang berkwalitas. Kebiasaan-kebiasaan dalam keseharianpun dengan sendirinya akan bertambah bagus, sehingga semua aktifitas selalu dikaitkan kepada Allah azza wazala.

3.      Saya harus mengislamkan akhlak saya

Akhlak merupakan buahnya keimanan dan keislaman seseorang, sehingga kala pengadilan di akhirat nanti, akhlak baik bisa menjadi pemberat dalam amal. Oleh karena itu, seorang muslim seharusnya mengupgrade akhlaknya setiap saat. Selalu bertanya ke dalam diri, apakah akhlak sudah sesuai aturan islam atau tidak.

Ada beberapa akhlak seorang muslim yang harus melekat selama hayat di kandung badan.
·         Bersikap wara (hati-hati) terhadap syubhat
·         Menahan pandangan (ghadul bashar)
·         Menjaga lidah
·         Malu (haya’)
·         Pemaaf dan sabar
·         Jujur, berhati-hatilah dengan kedustaan kecil yang akan merusak keislaman dan keimanan.
·         Rendah hati
·         Menjauhi prasangka, ghibah,dan encari cela sesama muslim.
·         Dermawan dan pemurah
·         Menjaga teladan yang baik

4.      Saya harus mengislamkan keluarga dan rumah tangga saya

Keshalihan dalam akidah, ibadah dan akhlak tidak akan sempurna kalau hanya dimiliki sendiri. Tapi semua itu harus ada ditularkan kepada orang di sekeliling kita terutama keluarga dan rumah tangga. Hal ini merupakan langkah alamiah dan harus tertata rapi dala keluarga kecil kita. Moment pernikahan bukan hanya dianggap kesakralaln belaka, tapi harus difahami, bahwa pernikahan akan dipertanggung jawabkan  di akhirat kelak. Bukan hanya waktu pernikahan, tapi pasca pernikahan dan tanggung jawab bersama dalam mendidik anak-anak.  Setelah dalam lingkup keluarga kecil ini, maka  pada akhirnya bisa menularkan ke sekeliling kita lebih luas.

Setelah ikrar diri yang empat diatas maka akan lahir tekad yang kuat sehingga bisa melahirkan dua tekad yang harus dilaksanakan, yaitu:

1.      Saya harus mengalahkan nafsu saya

Hawa nafsu akan senantiasa menemani hari-hari seorang muslim. Dan seseorang yang bisa mengalahkan nafsu inilah maka yang akan selamat dari sengatan api neraka. Dengan demikian seorang muslim sejati sudah seharusnya meniti hari dengan terus belajar dan membentengi diri dari hawa nafsu yang akan membawa diri ke ambang kesengsaraan.

Sifat-sifat Manusia

Ada dua sifat manusia yang mempengaruhi seseorang dalam menghadapi perang melawan nafsu ini ;

Ø  Tipe manusia yang dikalahkan nafsu itu sendiri
Ø  Tipe manusia yang bersungguh-sungguh memerangi nafsu dan keinginannya.

Perangkat-perangkat untuk memenangkan pertarungan melawan hawa nafsu

Ø  Hati, selama hati ini lembut, jernih dan selalu dzikrullah maka nafsu bisa dikalahkan
Ø  Akal, cahaya akal tidak dapay dipadamkan kecuali oleh kemaksiatan-kemaksiatan, tidak berhenti berbuat maksiat dan enggan bertaubat.

Indikasi-indikasi kekalahan akhlak

Ketika pertahanan dan kekebalan diri manusia runtuh, maka setan menjadi kawan karibnya.
Penyakit yang berbahaya yang menimapa manusia yang kalah adalah adanya waswas yang menghinggapi.
Sarana-sarana untuk membentengi diri dari masuknya syaithan

Salah seorang ulama shalih berdasarkan perenungan dan penelaahannya, ternyata syaithan masuk melalui 10 pintu untuk mendatangi manusia
Ø   Ambisi dan buruk sangka, hadapi dengan sikap percaya dan menerima.
Ø  Kecintaan kepada makhluk dan panjang angan-angan, hadapi dengan rasa takut terhadap datangnya kematian yang akan datang secara tiba-tiba.
Ø  Keinginan santai dan bersenang-senang, hadapi dengan menyadari akan hilangnya nikmat dan buruknya hisab.
Ø  Berbangga diri, hadapi dengan selalu mengingat karunia dan rasa takut kepada akibat yang akan menimpa.
Ø  Meremehkan dan kurang menghargai orang lain hadapi dengan mengenali hak dan kehormatan mereka.
Ø  Dengki, maka hadapi dengan sikap menerima dan rela dengan pembagian yang diberikan Allah swt, kepada makhlu-makhluknya.
Ø  Riya dan ingin dipuji, maka hadapi dengan keikhlasan.
Ø  Kikir, hadapi dengan sikap bahwa akan fana-nya semua yang ada di makhluk
Ø  Sombong, hadapi dengan sikap rendah hati.
Ø  Tamak, hadapi dengan percaya bahwa semua yang ada di sisi Allah dan bersikap zuhud terhadap apa yang dimiliki manusia.

2.      Saya harus yakin bahwa masa depan adalah milik Islam

Keyakinan ini berkat dorongan beberapa faktor,yakni :
Ø  Rabbaniyah Manhaj Islam
Ø  UniversilitasManhaj Islam
Ø  Elastisitas Manhaj Islam
Ø  Kelengkapan Manhaj Islam
Ø  Keterbatasan Sistem-sistem “Wadh’iyah”


BAB KEDUA : APA ARTINYA SAYA BERAFILIASI KEPADA PERGERAKAN ISLAM
           
            Dasar untuk mengaku sebagai aktivis pergerakan Islam adalah hendaknya pada diri seseorang telah terwujud semua sifat dan karakteristik pengakuannya sebagai muslim. Sebab, pengakuan sebagai muslim merupakan dasar, sementara pengakuan sebagai aktivis pergerakan adalah bagian yang tak terpisahkan dari ketulusan dalam pengakuan seseorang sebagai penganut agama ini.

Adapun karakteristik yang harus dimiliki setiap muslim agar pengakuannya keislamannya benar adalah :

Saya Harus Hidup Untuk Islam,
Di dunia ini manusia terkelompokkan menjadi 3 :
i)        Golongan yang hidup untuk dunia.
ii)      Golongan yang tercampakkan di antara dunia dan akhirat.
iii)    Dolongan yang menganggap bahwa dunia adalah lahan bagi kehidupan akhirat.

Bagaimana saya hidup untuk Islam ?
1)      Mengetahui tujuan hidup.
2)      Mengetahui nilai dunia dibandingkan dengan akhirat.
3)      Menyadari bahwa kematian akan datang dan mengambil pelajaran darinya.
4)      Mengetahui hakikat islam.
5)      Mengetahui hakikat jahiliyyah.
Karakteristik manusia yang hidup untuk Islam
1.      Teguh dalam melaksanakan ajaran-ajaran Islam.
2.      Memiliki kepedulian terhadap kemashlahatan Islam.
3.      Bangga dengan kebenaran dan yakin kepada Allah.
4.      Senantiasa konsisten dalam memperjuangkan Islam.

Saya Harus Meyakini Kewajiban Memperjuangkan Islam,
1.      Kewajibannya sebagai perinsip.
2.      Kewajibanya sebagai Hukum.
3.      Kewajibannya Menegakkan Islam sebagai Kebutuhan Darurat.
4.      Kewajiban secara Individu dan Kolektif.
5.      Barangsiapa berjihad, sesungguhnya dia berjihad untuk dirinya sendiri.

Pergerakkan Islam : Misi, Karakteristik, dan Perlengkapannya.

1.      Misi Pergerakan Islam.
Yaitu menghambakan manusia kepada Allah swt, sebagai pribadi ataupun sebagai masyarakat dengan memperjuangkan tegaknya masyarakat Islam yang mengambil hukum-hukum Islam berdasar Alquran dan Sunnah.

            2.  Karakteristik Dasar Pergerakan Islam.
a.      Menonjolkan pergerakan yang berdasar ketuhanan (rabbaniyah)
b.      Pergerakan yang selalu independen karena lahir dari realitas masyarakat islam.
c.       Merupakan pergerakan yang progresif. Substansi keyakinan,peraturan, dan konsepnya mengenai alam, manusia dan kehidupan lebih maju dan mampu memecahkan permasalan manusia.
d.      Merupakan pergerakan yang komprehensif, dakwahnya tidak terbatas pada satu sisi tapi perbaikan dalam segala aspek.
e.      Menjauhi perselisihan fiqih
.
3. Spesifikasi Pergerakan Islam.
a.      Jauh dari kekuasaan para penguasa dan politikus
b.      Memiliki tahapan-tahapan dalam langkah-langkahnya.
c.       Mengutamakan aktivitas dan produktivitas daripada klaim dan propaganda.
d.      Mengatur nafas yang panjang, karena orang yang mengorbankan dirinya terhadap jalan dakwah ini sungguh panjang.
e.      Nyata dalam aktivitas, rahasia dalam berorganisasi.
f.        Uzlah kejiwaan bukan uzlah fisik.
g.      Tujuan tidak menghalalkan segala cara.

4. Perelengkapan Pergerakan Islam
a.      Memiliki keimanan yang kuat, dalam,suci, dan kekal, meyakini bahwa pertolongan Allah pasti ada.
b.      Meyakini jalan yang mereka tempuh serta keistimewaan dan kebaiknnya.
c.       Meyakini persaudaraan antar muslim.
d.      Meyakini agung dan besarnya pahala.
e.      Meyakini akan diri mereka sendiri, bahwa mereka ditakdirkanuntuk menyelamatkan semesta.
Dan perlengkapan yang lain adalah jihad fi sabilillah.

Saya Harus Mengetahui Jalan Pergerakan Islam.
Landasan dan alur pemikiran dan tujuan akhirnya haruslah diketahui, agar tidak salah menempatkan.

Saya Harus Mengetahui  Dimensi-Dimensi  Afiliasi Saya Terhadap Pergerakan.
1.      Afiliasi dalam Akidah
2.      Afiliasi Dalam Tujuan

Saya Harus Mengetahui  Poros-Poros Perjuangan Islam.
1.      Poros Perjuangan Islam
a.      Kejelasan Tujuan
b.      Kejelasan Jalan, ada beberapa karakter jalan yang harus ditempuh oleh pergerakan islam, yakni:
·         Bersifat Transformatif
·         Bersifat Komprehensif
·         Bersifat Universal
c.       Komitmen Terhadap Jalan Rasulullah saw

2. Posisi Kekuatan Fisik dalam Strategi  Pergerakan

Saya Harus Mengetahui Persyaratan Baiat dan keanggotaan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
ü  Kualitas bukan Kuantitas.
ü  Baiat Dan Hukumnya.
ü  Ketaatan dan Hukumnya.
ü  Rukun-rukun baiat.
1)      Al-fahmu (pemahaman)
2)      Al-ikhlas (keikhlasan)
3)      Al-amal (amal)
4)      Al-jihad (jihad)
5)      At-tadhiyah (pengorbanan)
6)      At-tha’ah (ketaatan)
7)      Ats-tsabat (keteguhan)
8)      At-tajarud (dedikasi)
9)      Al-ukhuwah (persaudaraan)
10)  Ats-tsiqah (kepercayaan)


Kewajiban-Kewajiban Akhi Muslim
Kewajiban akhi muslim ini bukan hanya sekedar terhadap diri, tapi menyangkut terhadap rumah dan masyarakatnya. Secara ringkas ada 38 kewajiban yang harus dilakukan, yakni :
1)      Membaca wirid harian tidak kurang dari satu juz per hari
2)      Membaca, mendengarkan, merenungkan setiapkandungan isi Al-quran dan mempelajari shiroh Nabawi dan siroh para salaf.
3)       Chek-up kesehatan.
4)      Hindari konsumsi teh,kopi dan perangsang lainnya secara berlebihan.
5)      Perhatikan kebersihan diri dan lingkungan.
6)      Berkata jujur dan tidak berbohong
7)      Menepati janji.
8)      Menjadi seorang yang pemberani dan tabah.
9)      Bersikaplah tenang dan selalu mengutamakan sikap serius.
10)  Jadilah orang pemalu, halus perasaan, segera merasakan pengaruh kebaikan dan keburukan.
11)  Jadilah orang yang adil dalam setiap keadaan.
12)  Menjadi orang yang enerjik dalam membantu pekerjaan umum.
13)  Memiliki hati yang penyayang, pemurah dan berlapang dada.
14)  Pandai membaca dan menulis yang disertai menuntut ilmu  serta mendalami jikalau anda seorang spesialis.
15)  Tekuni pekerjaan yang bernilai ekonomis.
16)  Jangan berambisi dalam jabatan, anggaplah itu intu rezeki yang tersempit, tetapi bila hal itu datang jangan menolaknya.
17)  Memiliki minat yang tinggi dalam menjalankan profesi
18)  Berfsikap baik dalam menuntut hak
19)  Jauhilah perjudian
20)  Jauhilah riba dalam seluruh muamalah.
21)  Bantulah perkembangan perekonomian islam.
22)  Berpartisipasilah dalam berdakwah dengan sebagian dari harta anda.
23)  Menabung untuk hal-hal yang tak terduga.
24)  Berusahalah semampu mungkin untuk menghidupkan tradisi muslim.
25)  Boikotlah pengadilan adat dan yang tak berbau islami.
26)  Senantiasa menyadari akan pengawasan Allah.
27)  Bertaharah secara baik dan benar.
28)  Laksanakanlah shalat secara baik.
29)  Berpuasalah di bulan ramadan dan berhaji jika mampu.
30)  Azamkan dalam diri niat berjihad dan mati syahid.
31)  Bertaubat dan beristighfar.
32)  Bermujahadahlah agar bisa mengendalikan hawa nafsu, tahan pandangan, kendalikan hati dan selalu mengarahakan pada hal-hal yang baik.
33)  Hindari khamr, miras, obat penenang dan sejenisnya.
34)  Jauhilah sahabat yang buruk dan tempat maksiat.
35)  Perangilah tempat hiburan, alih-alih mendekatinya serta jauhi gaya hidup mewah.
36)  Kenalilah anggota group dan pahamilah hak-hak mereka.
37)  Lepaskan semua keterikatan anda dengan kelompok manapun yang tidak memberikan kemashlahatan pada fikrah.
38)  Berusahalah berdakwah di setiap tempat dan beritahukanlah kepada pimpinan segala keadaan anda.

Wirid Rabhitah
Melakukan wirid rabhhutah dengan penuh perenungan dan khusu.


                        WASSALAM

Senin, 15 Agustus 2016

RUH KEMERDEKAAN DARI MASA KE MASA



Sayap Agustus mulai mengepakkan sensualnya ke seluruh Negeri. Pertanda akan dimulainya sebuah hajat besar yang dipenuhi serumpun suka cita. Bagaikan idul fitri bagi seorang muslim, bulan Agustus selalu disambut spesial oleh bangsa ini. Mengapa demikian ? karena di bulan inilah, tercatat dengan tinta emas bahwa bumi pertiwi telah merdeka. “tujuh belas agustus tahun empat lima, itulah hari kemerdekaan kita......” sepotong lirik sarat heroik, sangat familiar dari anak SD hingga orangtua
.
            Sebuah kenangan manis yang mengusik diri, masih tergambar dalam memori. Bapak  dengan semangat membawaku ke alun-alun kota, kadang saya mengekor sambil berlenggang jalan, namun terkadang digendongnya karena harus mengejar Jampana yang dipenuhi hiasan serba lucu. “Nak, jalannya harus cepet-cepet atuh. Biar ga ketinggalan arak-arakan”. Saya hanya bisa mengaduh, karena merasa sudah cepat juga dalam berjalan, mengikuti rombongan orang dewasa. Maklum tubuh ini masih mungil dan belum kuat untuk menyamakan diri dengan para orang tua. Dan biasanya Bapak sudah paham, serta merta beliau jongkok dan memberi kode agar saya naik ke punggungnya.

            Jampana yang dimaksud adalah sebuah miniatur bangunan, bisa berupa rumah, masjid atau bangunan unik lainnya. Ke empat ujungnya ditandu menggunakan kayu. Setiap sisinya dihiasi warna dominan merah dan putih yang merupakan bendera Indonesia. Hiasan begitu semarak dan mencolok. Ada yang menggunakan sayur mayur, buah-buahan ataupun penganan khas kampung, Pokoknya dibikin unik dan lucu abis. Sementara bagian dalamnya, beberapa makanan berat dan biasanya akan disantap bareng setelah acara usai. Tak jarang jampana-jampana ini dijadikan bahan kompetisi oleh pihak kecamatan, sehingga nanti terpilih sebagai  jampana terunik atau terbaik.

            Selepas acara yang terkonsentrasi di alun-alun kecamatan, momen kirab ke jalanan begitu meriah. Hal yang menjadi perhatian saya kala itu adalah, iring-iringan marching band dengan seragamnya yang khas. Kepiawaian yang disuguhkan peserta, sempat membuat hati ini bergumam, “kalau sudah besar, saya harus bisa seperti itu”. Biasanya rombongan marching band menempati urutan terdepan dalam kirab. Mengekor di belakangnya, anak-anak berbusana daerah dari seluruh Indonesia. Hadir juga sepasang tua renta lengkap dengan kebiasaan nenek dan kakek. Nenek menggendong bawaan dengan selendang kainnya, sementara kakek dengan pakaian serba hitam, memegang cerutu dan tongkat. Padahal sebenarnya sepasang renta ini adalah, dua pria muda yang dihias seperti itu sekedar ikut memeriahkan. Rombongan jampana yang dihias dan berjejer selama upacara pun, tak lupa mengiringi rombongan tersebut.

            Banyak kenangan indah yang mengisi kisi-kisi hati ini dalam memaknai hari kemerdekaan. Semua berisi sebuah kegembiraan, luapan suka cita dan bermakna hiburan. Dan semua cerita itu, sepertinya sudah ditelan zaman. Kini tak ada lagi arak-arakan mengiring jampana. Tak terlihat lagi hiasan pete atau jengkol yang menghiasi bangunan miniatur itu. Tak dijumpai lagi, orang berebut makanan seusai menunggu upacara dibawah teriknya matahari. Kali ini, masyarakat sudah tak mau lagi ikut berpanas-panasan hanya melihat upacara bendera. Hiburan rakyatpun berubah, tergantikan dengan musik kekinian dengan mengundang biduan dangdut atau pesanan warganya. Walaupun tak dipungkiri masih ada juga yang sengaja mengundang ustadz terbaik. Dan  pas acara jamaahnya hanyalah kaum tua dan panitia. Kalaupun mau banyak yang hadir, maka panitia harus berani mengundang ustadz tenar bak selebritis, syukur-syukur sering nongol di layar kaca.

             Hal lain yang terlupakan adalah, pemasangan bendera merah putih. Semasa belia yang saya lihat, semua rumah sejak masuk tanggal satu saja, sudah ramai memasang bendera. Aparat desa cukup memberi komando, maka warga dengan senang hati memasang bendera dibarengi sentuhan-sentuhan lain agar bendera terasa unik dan menarik. Memang tidak dipungkiri, sekarang juga masih ada masyarakat yang melakukan hal yang serupa. Hanya saja saya merasa kesakralan yang terungkap rada beda. Entah karena orang tua dulu ada yang ngalamin merebutkan kemerdekaan atau ada alasan lain. Yang jelas, terbersit dalam ingatan kalau bapak seperti menghormati benar ketika memasang bendera ini. Aura sakralnya terasa, sorotan matanya membangkitkan hubbul wathon  yang dalam. Sambi melakukan aktifitas ini, bapak menceritakan arti dari warna bendera, sejarah bendera dan cerita masa kecil ketika awal-awal meraih kemerdekaan.

            Kemeriahan tujuh belasan yang masih ada dari dulu sampai sekarang, adalah perlombaannya. Panjat pinang sudah tentu ada tiap RT atau RW, walaupun saat ini bukan dari pohon pinang medianya. Tapi telah diganti dengn bambu sehubungan langkanya pohon pinang, apalagi di daerah perkotaan. Ada juga balap makan kerupuk, masukkin benang, membawa kelereng di sendok, balap karung, mengambil koin dengan mulut yang diselipin pada buah jeruk bali dengan tangan peserta diikat ke belakang, dan masih  masih banyak game yang sangat jadi kenangan. Hari ini, aneka lomba itu masih bertahan, dengan alasan kesenangan demi memeperingati hari kemerdekaan.

            Kerlap-kerlip lampu plip-plop di sepanjang jalan, begitu marak kita jumpai saat ini. Demi merayakan pesta tahunan ini, masyarakat rela menambah aliran listriknya. Seolah melupakan kalau biaya PLN saat ini terasa mencekik karena TDL yang terus merangkak naik. Mau meramu jalanan dengan lamu obor seperti dulupun, sangat tidak memungkinkan, karena minyak tanah yang sudah dicabut subsidinya itu, menjadi barang mahal saat ini. Apalagi pas malam 17 atau 18 agustus, pemandangan di langit dipenuhi pesta kembang api di setiap sudut kota. Peringatan seperti ini, apakah termasuk refleksi kemerdekaan yang sesungguhnya?  Jelas bahwa semua ini hanya kesenangan semata. Euforia di tengah peringatan kemerdekaan telah mengaburkan makna kemerdekaan itu sendiri.

            Kalau kita tarik mundur ke belakang, di era 80’an atau  90’an, karena kalau di era sebelum itu penulis belum ada. Hanya sudah tentu dapat disimpulkan bahwa syahdunya HUT RI masih kental terasa. Di malam 17-an, masih gampang ditemui jamaah masjid berkumpul untuk berdoa yang dibarengi rasa syukur atas nikmat kebebasan ini. Sehingga tak jarang banyak jamaah yang menitikkan air mata, kala diceritakan bagaimana perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan ini. Banyak cerita orang tua dulu, bagaimana heroiknya mereka ikut bergabung dengan pejuang dalam menumpas penjajahan. Dan uniknya, karena bangsa ini mayoritas muslim kala itu. Maka gema takbir “ALLAHU AKBAR” selalu hadir menyelingi kata “MERDEKA”. Sudah bukan rahasia lagi, dalam setiap literatur, kalau perjuangan dahulu sangat berisi ruh keislaman. Sehingga tak heran gelora juang yang mereka taruhkan berupa nyawa dan harta, tapi dalam pembukaan Undang-undang 1945 terukir cantik tulisan “Berkat Rahmat Allah.......”. ini sepenggal kalimat penuh makna syukur, sarat akan rasa ikhlas dari para pahlawan.

            Di usia 71 tahun merdeka, bangsa ini malah disibukkan dengan isu-isu yang menelisik  ruh kemerdekaan yakni terbebas dari campur tangan negara lain. Hari ini, kita didera isu dengan adanya pejabat menteri yang memiliki dwi kewarga negaraan. Sangat disayangkan kalau isu ini benar adanya. Sehingga jiwa kecintaan terhadap negara masih bisa diragukan. Belum lagi isu berbondong-bondongnya warga Tiongkok yang mulai merambah lapangan kerja. Ironi dan menyakitkan, tatkala banyak pengangguran di negeri ini, tapi harus didatangkan orang luar untuk menempati lapangan usaha ini.

            Tak ada kata yang indah dari dulu, kini dan masa datang, yakni MERDEKA.