Ibarat mengayuh sepeda, berdoa harus terus dikayuh, sampai
sepeda itu tiba di tujuan. Jalanan terjal, curam, menanjak, menukik, menurun,
penuh liku dan banyak lobang menganga, yang apabila tidak hati-hati akan terperosok.
Namun semua itu harus dilalui tanpa kenal lelah, demi asa yang kita kejar akan
menghampiri kita.
Ketelitian dan kesabaran yang menantang, serta ujian yang
beraneka rupa senantiasa menjadikan kita untuk berhenti dalam mengayuh doa tesebut,
yang padahal berdoa merupakan senjata kaum mukminin. Allah selalu memberikan
sesuatu yang pas buat umat manusia. Bahkan di luar dugaan kita. Hanya manusia
selalu tak sabaran dan tergesa-gesa, malahan tak jarang berprasangka buruk pada
Yang Maha Kuasa.
Ketergesa-gesaan merupakan sifat fitrah yang menempel di diri
manusia. Dan dengan berdoa, sebenarnya manusia diajak juga untuk bersabar
sehingga sifat yang gerasa-gerusu dapat terlatih, pembawaan tenang menjadi
bagian dalam hidupnya, sehingga pada akhirnya tahu-tahu hajat terkabul Allah
swt.
Kisah-kisah Keajaiban bersabar dalam berdoa, sebenarnya
banyak sekali kita temui. Dari kisah teman, kisah keluarga, bahkan dengan kisah
kita sendiri. Kita terkadang sering dihinggapi kejutan-kejutan yang Allah
berikan, yang padahal merupakan jawaban dari rentetan doa yang kita panjatkan.
Doa tidak selamanya harus dikabulkan sesuai permintaan, tapi
terkadang Allah akan menggantinya dengan
yang lain, bahkan jauh lebih baik daripada yang kita pinta. Dalam kehidupan
kita pribadi, berapa kali kita ditolong Allah yang padahal diluar dari doa-doa
kita. Kita juga dapat mengambil pelajaran dari kisah kehidupan orang lain, bisa
teman karib, saudara atau kisah orang
berhasil lainnya yang dapat kita jadikan cermin dalam mengarungi kehidupan ini.
Allah selalu Maha Mengetahui di luar kemampuan yang kita
harapkan. Yang penting manusia tak boleh bosan dalam berdoa. Karena selalu ada
rahasia dibalik doa yang kita panjatkan. Ketika Allah SWT mengabulkan
do'a, itu pertanda Allah sedang menambah
keimanan kita. Namun ketika Allah menunda doa yang kita lantunkan, itu pertanda
Allah sedang mengajak kita bersabar. Yang pada gilirannya Dia akan
memberikannya di saat yang tepat. Sedangkan ketika Allah tak menjawab doa kita,
bisa jadi Allah sedang mempersiapkan yang
lebih baik untuk kita, tanpa kita duga.
Empat tahun lalu,
dunia penerbangan Indonesia pernah dikejutkan dengan jatuhnya pesawat sukhoi di
sekitar Gununung Salak Bogor. Ada kisah unik yang mengharu biru, dimana karena
kekuatan doa seorang mantan Menteri Perumahan Rakyat Suharso Monoarpo, selamat
dari tragedi tersebut.
Suharso, termasuk orang yang batal naik pesawat penumpang
Sukhoi Superjet 100. Padahal sebagai orang yang berniat membeli pesawat
penumpang Sukhoi, beliau dan keluarga sempat naik ke dalam pesawat tersebut. Di
atas pesawat tersebut, Suharso sempat melihat kondisi fisik serta
berbincang-bincang dengan perwakilan Sukhoi Rusia, pilot pesawat, dan penumpang
lainnya. Hanya tiba-tiba, isterinya beralasan, terbang bersama yang diperkirakan
berlangsung beberapa puluh menit tersebut terlampau lama. Akhirnya, Suharso
beserta keluarga pun meninggalkan pesawat.
Sekitar 90 menit kemudian, Suharso memperoleh kabar bahwa
pesawat yang hampir ditumpanginya tersebut kehilangan kontak. Ini sungguh bukan
karena kebetulan, tapi benar-benar anugerah dari Allah akan kegigihannya dalam
berdoa. Isterinya selalu mendoakan setiap saat akan keselamatan suaminya. Dan
ketika ada rasa ragu yang sedikit
terlintas, maka Suharso lebih memilih minta pendapat kepada orang yang beliau
percayai, yaitu ISTERI. Hal inilah
yang membuat Suharso bersujud syukur akan anugerah yang Allah berikan kepada
diri dan keluarganya.
Demikianlah cara terindah Allah dalam mengabulkan doa
umat-Nya. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan imam Ahmad dari Abu Said
al-Khudri Rasulullah saw bersabda, “Tiadalah
seorang mukmin memanjatkan doa pada Allah selama tidak mengandung dosa dan
memutuskan silaturahmi, melainkan Allah akan memberi padanya tiga hal; Allah
akan segera mengabulkan doa tersebut, Allah akan menyimpannya baginya di
akhirat kelak, dan Allah akan menhgundarkan darinya kejelekan yang semisal.
Para sahabat lantas mengatakan, “kalau begitu kami akan memperbanyak berdoa”
Nabi saw lantasberkata,”Allah nanti yang memeperbanyak mengabulkan doa-doa
kalian”. (HR. Ahmad).
Dari hadist di atas, jelaslah bahwa sebenarnya Allah membagi
3 cara dalam mengabulkan doa hamba-Nya.
1. Langsung mengabulkan sesuai yang
dipanjatkan.
2. Menunda untuk sementara waktu sampai
waktu yang tepat dan mengganjarnya
dengan pahala Akhirat.
3. Menggantinya dengan yang semisal yang
luar biasa nikmatnya.
Allah senatiasa mengetahui akan apa yang kita butuhkan,
ketika kita berdoa meminta rizqi yang banyak, tetapi Allah menggantinya dengan
yang sebanding, misalnya mengantikan kita kesehatan yang segar bugar. Ini
merupakan nikmat yang tiada tara, karena ketika kita sakit, sudah barang tentu
kita akan kehabisan uang untuk berobat.
Sementara dengan nikmat sehat tentunya ini sebuah rizqi yang patut kita
syukuri.
Dan seandainya doa
yang kita panjatkan tidak kita temui di dunia ini, niscaya Allah akan
memberinya di Akhirat kelak, sebagai pahala yang tak dapat kita bayangkan.
Semakin kita banyak berdoa, maka akan semakin banyaklah pundi-pundi amal yang
akan kita raih.
SELAMAT BERDOA......!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar