Penayangan bulan lalu

Selasa, 28 Juni 2016

MERETAS KEKHUSUAN DALAM DEKAPAN I'TIKAF

I'tikaf, sangat populer ketika masuk 10 hari terakhir. Tentang keutamaannya,  banyak membuat kita tercengang karena begitu sarat pahala. Terutama sekali mengharapkan sebuah fadhilah malam lailatul Qodar. Sebuah malam yang full istimewa, yang diberikan untuk orang istimewa dari kalangan umat istimewa yaitu umat Rasulullah Muhammad saw.

Sebenarnya I'tikaf itu sendiri bermakna diam di masjid dengan berniat mendekatkan diri pada Allah yang Maha Rahman, Maha Rahim. Dan kegiatannyapun, tak melulu di 10 hari terakhir di Bulan Ramadhan. Karena Rasulullah sendiri selalu melaksanakan i'tikaf ini di malam lain.

Dari beberapa sabda  Nabi, yang memberi isyarat akan pentingnya i'tikaf di 10 malam terakhir. maka banyak orang yang sengaja menyempatkan diri untuk meluangkan waktunya beri'tikaf di penghujung Ramadhan ini.

Penulis sendiri untuk tahun ini berkesempatan melakukannya di Masjid Annur, milik PT Bio Farma pabrik vaksin terbesar se-Asia Tenggara. Alasannya lebih dekat ke rumah, ditambah fasilitas akses yang sangat mudah.

Masjid Annur ini terletak, di jl Pasteur bersebelahan dg RSUP Hasan Sadikin kota Bandung. Masjid ini sangat khas karena keunikan yang terpancar didalamnya. Dari mulai bentuk ujung menara, ornamen, aksesoris dan bentuk lengkungan di setiap sisinya.

Konon, karena  Masjid An-Nuur Bio Farma, merupakan bangunan Heritage yang sengaja melengkapi bangunan heritage yang ada di wilayah Pasteur. Hal ini menonjol dengan bentuk lengkungan yang selaras dengan bangunan Bio Farma dan bangunan lawas lainnya di sekitar.

Ketika masuk ke ruang utama, jamaah disuguhkan nuansa Masjidil Haram dengan replika pohon kurma, yang daunnya menyala di malam hari.

Selain kenyamanan bagi jamaah i'tikaf dengan ruangnya yang fresh, jamaah juga dimanjakan dengan fasilitas FREE makan berbuka dan sahur. Sehingga peserta tidak disibukkan harus keluar masuk makan. Semua difasilitasi pihak Pabrik Bio Farma.

Dalam membuat tulisan ini, kami sekeluarga berkesempatan I'tikaf di malam ke-26. Berbeda dengan pemburu i'tikaf lain, yang selalu hadir di malam ganjil. Karena di malam genap inilah, maka suasana lebih lengang. Bahkan ngantri jatuh makan berbuka sahur juga, sangat santai kalau dibanding malam ganjil.

Setelah tarawih, jemaah i'tikaf disuguhkan dengan siraman Rohani dari para ustadz kenamaan di kota Bandung. Dan pihak manajemen masjid sepertinya menangkap akan beraneka ragamnya latar belakang peserta i'tikaf. Makanya, ustadz yang ceramahpun bergantian tiap malamnya dan mewakili haroqah yang ada di kota Bandung.

Ibadah i'tikaf ini akan hambar bila tidak dilengkapi dengan Qiyamul lail. Sejak pukul 01.30, panitia sudah mewartakan agar jamaah bangun, untuk mempersiapkan diri menikmati Qiyamul lail yang akan dilaksanakan pukul 02.00. 

Untuk mengikuti ibadah ini agar lancar dan terasa nikmat, pysik juga harus benar-benar dipersiapkan. Karena posisi berdiri dengan alunan surat panjang tiap rakaatnya, tentu akan terasa melelahkan. Makanya, diantara mereka yang punya keluhan dengan badannya, lebih memilih sholat sambil duduk. Padahal sang Imam disini, cuma satu juz membacanya. Berbeda kalau i'tikaf di Masjid Haabiburrahman yang dua juz per malamnya. Kumandang doa Qunut Nazilahpun menyertai jamaah yang nyaris setengah jam di penghujung shalat witir.

Alhamdulillah, rasa syukur yang tak terukur, karena dekapan i'tikaf masih menghampiri. Kita tak akan mengetahui, apakah di saat mendatang, Ramadhan masih menyapa kita.

An-nur 26 Ramadhan 1437 H


Tidak ada komentar:

Posting Komentar